REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Universitas Griffith Australia menemukan bahwa gambar babi kutil di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan sebagai lukisan gua tertua di dunia yang berusia sekitar 45.500 tahun.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Science Advances pada Rabu (13/1) itu terungkap dengan metode pertanggalan Uranium-Series, menurut peneliti Puslit Arkernas, Adhi Agus Oktaviana, yang terlibat dalam riset tersebut, ketika dihubungi oleh Antara dari Jakarta, Kamis (14/1) malam.
Sampel pertanggalan dari gambar cadas atau gua itu dianalisis menggunakan metode Uranium-Series di Radiogenic Isotope Fasility, University of Quensland di Australia.
Sampel popcorn, istilah untuk kalsium karbonat yang tumbuh di atas pigmen gambar cadas, diambil dari salah satu kaki belakang babi kutil dan setelah dianalisis menginformasikan umur minimum dari lukisan tersebut.
"Kita sebut umur minimum, makanya yang di Leang Tedongnge itu 45.500 tahun itu adalah umur minimum," kata Adhi.
Fakta temuan itu sendiri menggambarkan bahwa leluhur bangsa Indonesia sejak dulu telah mengembangkan kesenian dalam keseharian dan merupakan indikator penting untuk memahami pola jalur migrasi manusia modern ke Nusantara.
Gambar babi kutil Sulawesi itu, yang merupakan endemik kepulauan tersebut, ditemukan di kelilingi tebing kapur terjal dan hanya bisa diakses melalui gua sempit di musim kemarau karena dasar lembah tergenang air di musim hujan.
Gambar itu sendiri merupakan bagian dari panil gambar yang terletak di atas langkan tinggi di dinding dalam gua Leang Tedongnge di Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan panil itu sendiri menunjukkan gambar seekor babi dengan jambul pendek berambut tegas dan sepasang kutil wajah seperti tanduk di depan mata, yang merupakan ciri khas babi kutil Sulawesi jantan dewasa.
Gambar dilukis dengan menggunakan oker merah dan mengindikasikan praktik perburuan hewan itu telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.
Selain itu, Adhi juga mengatakan bahwa temuan itu penting untuk memahami jalur migrasi karena selama Zaman Es berlangsung, selat-selat dalam yang mengelilingi Sulawesi tidak pernah mengering. Hal itu membuat mustahil bagi manusia prasejarah untuk masuk tanpa menyeberangi lautan.
Temuan itu mengindikasikan teknologi maritim mungkin telah dikuasai oleh manusia modern awal yang masuk ke nusantara sejak puluhan ribu tahun yang lalu.
"Salah satunya kemungkinan mereka sudah punya kemampuan atau menguasai kemaritiman walaupun mungkin masih sederhana," kata Adhi Agus Oktaviana.
Menurut rilis dari Profesor Maxime Aubert, spesialis pertanggalan dari Griffith Center for Social Science and Cultural Research, terindikasi bahwa panil gambar itu telah dilukis beberapa waktu sebelumnya.
Gambar babi berkutil kedua dari Leang Balangajia 1, gua lain di kawasan tersebut, telah dipertanggalkan setidaknya 32.000 tahun yang lalu menggunakan metode pertanggalan yang sama.
"Kami sekarang telah mengetahui beberapa contoh awal gambar cadas di Sulawesi, termasuk penggambaran binatang dan adegan naratif yang luar biasa baik untuk kualitas eksekusi dan kelangkaannya di dunia," kata Aubert dalam rilis tersebut.
"Adegan", atau gambar cadas yang bercerita, yang dapat dikenali sangat tidak umum dalam gambar cadas paling awal.
Pertanggalan "adegan" gambar cadas tertua sebelumnya yang setidaknya berumur 43.900 tahun, adalah penggambaran hibrid manusia-hewan yang berburu babi kutil Sulawesi dan anoa, ditemukan oleh tim penelitian yang sama di gua batu kapur yang terdekat.