REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mati syahid adalah salah satu dari dua kemungkinan yang akan dialami oleh orang yang berjihad sehingga kemungkinan baginya mendapatkan sejumlah keutamaan.
Dalam buku Mati Syahid karya Ustaz Ahmad Sarwat dijelaskan, keutamaan pertama orang yang mati syahid adalah harum darahnya. Seorang mujahid yang mati di medan pertempuran yang darahnya bisa jadi berceceran di mana-mana, sesungguhnya darah itu justru akan menjadi bau yang harum semerbak di surga.
Rasulullah SAW bersabda: “Zammiluhum bidimaa-ihim fa-innahu laysa kalmun yuklamu fillahi illa ya’ti yaumal-qiyamati yadmaa lawnuhu lawnuddami wa riihuhu-miski,”. Yang artinya: “Bungkuslah jasad mereka (para syuhada) sekalian dengan darah-darahnya juga. Sesungguhnya mereka akan datang di hari kiamat dengan berdarah-darah, warnanya warna darah namun aromanya seharum kesturi,”.
Keutamaan lainnya adalah, orang yang mati syahid selain darahnya berbau wangi di sruga, juga darahnya dicintai Allah SWT. Bagi Allah SWT terdapat dua tetesan yang dicintai-Nya, yaitu tetesan darah para syuhada, dan tetesan air mata orang yang takut kepada Allah SWT semasa hidupnya.
Dan tetesan darah para syuhada adalah tetesan yang paling dicintai Allah, Nabi bersabda: “Laysa syai-un ahabba ilallahi min qathrataini wa atsaraini: qathratun min dumu’in fi khasyatillahi wa qathratu damin tuhraqu fi sabilillahi wa ammal-atsaraani; fa-atsarun fi sabilillahi wa atsarun fi faridhatin min faraa-idhillahi,”.
Yang artinya: “Tidak ada sesuatu yang dicintai Allah dari pada dua macam tetesan atau dua macam bekas. Tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Dan adapun bekas itu adalah bekas (berjihad) di jalan Allah dan bekas penunaian kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah,”.