Jumat 15 Jan 2021 08:11 WIB

Gempa 6,2 Magnitudo Kembali Guncang Warga Majene

Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Hiru Muhammad
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami.
Foto: Antara/Akbar Tado
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gempa dengan kekuatan 6,2 magnitudo kembali dirasakan warga Majene pada Jumat dini hari (15/1), Provinsi Sulawesi Barat. Sebelumnya, terjadi gempa pada Kamis (14/1) yang dirasakan di sejumlah kabupaten.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene menginformasikan gempa dirasakan selama lima sampai tujuh detik. Gempa tersebut berpusat di 6 kilometer timur laut Majene, Sulawesi Barat. Warga pun panik hingga akhirnya mereka keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

"Laporan yang diterima Pusat Pengendali Operasi BNPB pada dini hari tadi mengatakan masyarakat masih berada di luar rumah untuk mengantisipasi gempa susulan. Itu juga dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Kominikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati dalam siaran pers, Jumat (15/1).

Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa 6,2 magnitudo ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di  Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah, dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan. Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.

"Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk yany membuat orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, serta bandul lonceng dapat berhenti," ujar dia.

Sedangkan IV MMI menunjukkan gempa dirasakan pada siang hari oleh orang banyak dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah. Gempa juga membuat gerabah pecah, jendela, pintu berderik serta dinding berbunyi.

Lebih lanjut Raditya menyebut Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Getaran terasa seakan-akan ada truk yang berlalu. Skala ini juga menunjukkan adanya getaran yang dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Terkait gempa 6,2 magnitudo, BMKG mengeluarkan parameter gempa yang terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 kilometer timur laut Majene dan memiliki kedalaman 10 kilometer. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami."Sampai sekarang BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa," ucap dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement