REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi kedua yang dilakukan di Jerman menunjukkan bahwa risiko penularan Covid-19 di gedung pertunjukan cenderung rendah. Kesimpulan itu muncul dengan syarat spesifik, yakni gedung pertunjukan itu memiliki sirkulasi udara yang baik dan semua pengunjung mengenakan masker.
Penelitian ini berlangsung di gedung konser Konzerthaus di Berlin yang memiliki 1.500 kursi. Studi digelar selama tiga hari pada bulan November 2019 untuk menganalisis pergerakan partikel udara di dalam ruangan.
Dipimpin oleh Fraunhofer Heinrich Hertz Institute dan didukung oleh Badan Lingkungan Federal Jerman, studi tersebut menggunakan boneka berteknologi tinggi untuk mensimulasikan pernapasan manusia di Konzerthaus. Setelah mengukur transmisi aerosol di seluruh venue pada tiga tanggal terpisah, tim menyimpulkan bahwa risiko penularan virus melalui transmisi aerosol hampir dapat dikesampingkan.
“Aula konser dan teater bukanlah tempat infeksi,” kata Direktur Konzerthaus Dortmund, Dr Raphael von Hoensbroech, seperti dikutip dari NME pada Jumat (15/1).
“Beberapa bulan terakhir telah menunjukkan bahwa politisi membutuhkan dasar ilmiah yang kuat untuk mengambil keputusan. Dengan studi kami, kami ingin memastikan bahwa ruang konser dan teater dapat kembali menerima cukup banyak penonton saat dibuka kembali,” kata Raphael.
Meski studi ini hanya memberikan hasil konkret untuk transmisi di Konzerthaus, namun para ilmuwan mengatakan bahwa hasil serupa dapat diterapkan pada gedung dengan kriteria sama. Dari sini juga bisa disimpulkan bahwa ventilasi menjadi faktor penting dalam membatasi penyebaran Covid-19.
Penemuan ini mengikuti eksperimen terpisah oleh Universitas Halle musim panas lalu. Peneliti saat itu menganalisis penggemar musik yang menghadiri tiga pertunjukan berturut-turut yang diadakan oleh penyanyi pop Jerman Tim Bendzko.