REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Reformasi Administrasi dan Regulasi Jepang, Taro Kono, mengatakan apa yang telah dipikirkan banyak orang dan apa yang tidak berani dikatakan oleh siapa pun. Ia menyatakan bahwa tuan rumah olimpiade di negara itu bergantung pada evolusi pandemi virus corona.
Kono bahkan mengatakan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) harus menyiapkan opsi cadangan. "Kami perlu melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk mempersiapkan olimpiade saat ini, tetapi itu belum tentu bisa berjalan baik," kata Kono dikutip dari Marca, Jumat (15/1).
Kono menegaskan apapun bisa terjadi di tengah ketidakpastian saat ini. Tetapi sebagai tuan rumah olimpiade, kata dia, Jepang perlu melakukan apa pun yang bisa dilakukan sehingga ketika itu berjalan, Jepang dapat menggelar olimpiade yang bagus. "IOC harus memikirkan tentang rencana B atau rencana C, tetapi situasinya tidak mudah," terangnya.
Keadaan darurat diumumkan di Tokyo bulan ini karena ada lonjakan kasus di kota itu. Penduduk Jepang tidak begitu antusias seperti dulu tentang olimpiade. Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa 80 persen orang akan memilih untuk menunda olimpiade lagi atau membatalkannya untuk selamanya.
Ketua panitia penyelenggara, Yoshir Mori menjelaskan, keputusan akan dibuat dalam dua bulan ke depan. Olimpiade dijadwalkan diadakan antara 23 Juli dan 8 Agustus, sedangkan paralimpiade akan diadakan antara 24 Agustus dan 5 September 2021.