Sabtu 16 Jan 2021 05:56 WIB

Asosiasi Medis Islam Inggris Rekomendasikan Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19 Oxford atau AstraZeneca untuk diterima Umat Islam.

Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford
Foto: EPA
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Beberapa minggu setelah menyetujui vaksin Pfizer atau BioNTech, Dewan Profesional Medis Muslim Inggris telah memastikan vaksin Covid-19 Oxford atau AstraZeneca untuk diterima Umat Islam.

“Kami merekomendasikan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk individu yang memenuhi syarat dalam komunitas Muslim demi perlindungan terhadap Covid-19 bila digunakan sesuai dengan Otorisasi MHR,” kata Asosiasi Medis Islam Inggris (BIMA) dalam sebuah pernyataan di situsnya dilansir dari About Islam, Rabu (13/1).

“Kelompok risiko yang diprioritaskan diuraikan dalam pedoman JCVI.  Individu harus meminta nasihat dari praktisi medis mereka dan membuat keputusan setelah mendapat persetujuan," terang pernyataan tersebut.

BIMA mengikuti anjuran ahli penyakit menular, industri farmasi, kedokteran klinis, kesehatan masyarakat, dan ahli bio etika. Hal-hal penting yang lembaga tersebut tekankan adalah bahwa tidak ada produk hewani dalam vaksin dan tidak mengandung sel embrio manusia.

"Tidak ada komponen yang berasal dari hewan (yaitu tidak ada gelatin) dalam vaksin ini. Vaksin tersebut telah diproduksi dalam sel 293 ginjal embrionik manusia (HEK) rekayasa genetika," tambah BIMA.

Di sisi lain, BIMA mengatakan banyak komunitas Muslim adalah bagian dari orang yang paling berisiko meninggal atau sakit parah karena Covid-19 sehingga mereka mendesak umat untuk mematuhi aturan lock down, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan secara teratur.

“Terlepas dari ketersediaan vaksin, kewaspadaan dengan penggunaan masker, pembatasan jarak sosial, ventilasi yang memadai, dan kebersihan tangan yang baik tetap penting dan sangat efektif dalam menangani pandemi ini,” bunyi pernyataan itu.

"Pada saat publikasi, ada tingkat penularan Covid-19 yang sangat tinggi di seluruh Inggris, dengan beban yang tidak proporsional pada etnis minoritas lagi," tambahnya.

Pada bulan Desember, BIMA menyetujui vaksin Pfizer atau BioNTech untuk komunitas Muslim. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada produk hewani dalam vaksin ini.

Di level lain, para sarjana dari beberapa seminari Islam paling berpengaruh di Inggris juga telah mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa vaksin baru Pfizer BioNTech Covid-19 adalah halal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement