Jumat 15 Jan 2021 18:19 WIB

GeNose Diklaim Kurangi Ketergantungan PCR Impor

Kemenkes akan membantu uji validasi GeNose untuk mendapatkan standar lebih baik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus raharjo
Menristek Bambang Brodjonegoro (kanan) menyerahkan alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 kepada Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit GeNose C19 yang merupakan karya tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada Kemenko PMK untuk disosialisasikan dan dimanfaatkan secara masif oleh seluruh masyarakat Indonesia guna mendeteksi COVID-19.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Menristek Bambang Brodjonegoro (kanan) menyerahkan alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 kepada Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit GeNose C19 yang merupakan karya tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada Kemenko PMK untuk disosialisasikan dan dimanfaatkan secara masif oleh seluruh masyarakat Indonesia guna mendeteksi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menristek/Brin, Bambang Brodjonegoro, mengapresiasi kehadiran GeNose untuk skrining Covid-19 melalui embusan nafas. Ini jadi solusi dalam mengurangi ketergantungan Polymerase Chain Reaction (PCR) impor untuk testing Covid-19.

"Kita menyambut gembira temuan peneliti UGM berupa GeNose. Bagi kami, ini suatu inovasi yang bisa mengurangi ketergantungan terhadap alat skrining luar negeri," kata Bambang dalam Webinar GeNose Inovasi Teknologi Kemandirian Alat Kesehatan Anak Bangsa, Jumat (15/1).

Ia menuturkan, pemerintah pada awal pandemi banyak mendatangkan alat skrining Covid-19 dari berbagai negara. Tapi, tanpa standar jelas menjadikan munculnya kesalahan saat testing di lapangan akibat kekurangakuratan tes yang dilakukan.

GeNose, kata Bambang, menjadi terobosan karena skrining yang dilakukan tidak berbasis antibodi maupun antigen tapi senyawa volatile organic compound (VOC). Senyawa ini dapat digunakan untuk membedakan orang yang terinfeksi atau tidak.

"GeNose sangat kita sambut baik karena selain bagian dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 juga bentuk sinergi pemerintah, peneliti dan dunia usaha," ujar Bambang.

Ke depan, ia berharap, GeNose dapat terus ditingkatkan sisi akurasinya. Sebab, sangat menentukan proses tracking, tracing, testing dan treatment penanganan Covid-19 di Tanah Air, serta keberhasilan gerakan roda perekonomian nasional.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono menilai, GeNose satu contoh inovasi anak bangsa yang memberi sumbangsih mewujudkan kemandirian alat kesehatan (alkes) nasional. Kehadiran GeNose awal pembuktian inovasi baru, khususnya dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

Dante menyebut, pemerintah mendukung pengembangan inovasi alkes peneliti Tanah Air. Namun, pengembangan perlu memperhatikan uji validasi seperti sensitivitas, spesifisitas, positive predictive value, serta negative predictive value.

"Uji validasi GeNose perlu ditingkatkan. Sensitivitas dan spesifisitas GeNose lebih dari 90 persen tapi ke depan tetap harus selalu dikaji lebih lanjut uji validitasnya," kata Dante.

Ia menekankan, Kemenkes akan turut andil membantu uji validasi GeNose yang akan dilakukan di Balitbangkes Kemenkes. Uji validasi untuk mendapatkan standar yang lebih baik dan jadi masukan penyempurnaan produksi GeNose generasi selanjutnya.

Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kinerja dan validasi GeNose. Ia berharap, usai uji post marketing bisa dipakai data-data valid yang sudah dikonfirmasi PCR yang baik dan benar.

"Dan akan dipakai sebagai data training, sehingga kecerdasan buatan akan terus diperbarui," ujar Kuwat.

GeNose sendiri dibuat menggunakan Artificial Intelligence (AI). Karenanya, semakin banyak tes membuat tingkat akurasi meningkat. Alat ini memiliki keunggulan untuk skrining seperti riliabilitas tinggi, waktu deteksi cepat, non-invasif dan biaya uji murah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement