Sabtu 16 Jan 2021 05:54 WIB

Wakil Wal Kota: Vaksinasi Jangan Diartikan Hilangnya Virus

Masyarakat diminta terus menjaga kesehatan dengan menerapkan 5M

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Dokter Tirta Mandira Hudhi (kiri) disuntik vaksin COVID-19 saat pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas Ngemplak 2, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (14/1/2021). Dokter Tirta  mendapatkan suntikan pertama di Sleman untuk menandai program vaksinasi massal.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Dokter Tirta Mandira Hudhi (kiri) disuntik vaksin COVID-19 saat pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas Ngemplak 2, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (14/1/2021). Dokter Tirta mendapatkan suntikan pertama di Sleman untuk menandai program vaksinasi massal.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Vaksinasi Covid-19 perdana di Kota Yogyakarta digelar di Rumah Sakit Pratama, Jumat (15/1). Vaksinasi perdana ini diikuti oleh pejabat pemerintahan, tokoh agama hingga organisasi profesi.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, vaksinasi jangan sampai diartikan sudah dapat menghindari seseorang dari Covid-19. Sehingga, vaksinasi ini harus tetap diikuti dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat."Vaksinasi jangan diartikan hilangnya virus, jangan sampai dipahami setelah divaksin seolah-olah virusnya sudah tidak ada. Masih ada," kata Heroe di RS Pratama, Yogyakarta, Jumat (15/1).

Vaksinasi, katanya, memperkuat ketahanan tubuh untuk melawan virus. Ia menuturkan, dengan vaksinasi bukan berarti virus sudah tidak ada. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan. Di Kota Yogyakarta, kata Heroe, masyarakat diminta untuk terus menjalankan 5M.

Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. "Jangan sampai ada informasi yang tidak pas pada masyarakat seolah-olah vaksinasi itu sudah bisa melakukan apapun, artinya protokol kesehatan ditinggalkan," ujarnya.

Pemkot Yogyakarta sendiri telah menerima 9.800 dosis vaksin pada 13 Januari lalu. Di tahap pertama, vaksinasi diprioritaskan bagi SDM kesehatan di Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan, SDM kesehatan penerima vaksin di Kota Yogyakarta sebanyak 4.753 orang berdasarkan skrining yang sudah dilakukan. Sementara, total SDMK di Kota Yogyakarta lebih dari 9.000 orang.

"Tahap pertama dengan waktu pelaksanaan Januari sampai April 2021, dengan sasaran vaksinasi kepada tenaga kesehatan," kata Emma.

Fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) yang sudah ditunjuk untuk melaksanakan vaksinasi di Kota Yogyakarta sebanyak 31 faskes. 31 faskes ini terdiri dari 18 puskesmas, tujuh rumah sakit rujukan penanganan Covid-19, empat rumah sakit swasta non rujukan penanganan Covid-19 dan dua klinik kesehatan.

Vaksinator yang sudah dilatih untuk melaksanakan vaksinasi di Kota Yogyakarta, kata Emma, yaitu sebanyak 46 vaksinator. Puluhan vaksinator ini akan melakukan vaksinasi di tahap pertama, yang mana terdiri dari dokter dan bidan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement