Jumat 15 Jan 2021 19:48 WIB

Transformasi Digital Perikanan Tangkap akan Tingkatkan PNBP

KKP menyiapkan sistem terbaru untuk para nelayan di Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong transformasi digital di sektor perikanan tangkap.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong transformasi digital di sektor perikanan tangkap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong transformasi digital di sektor perikanan tangkap guna meningkatkan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kelautan. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, saat ini teknologi sudah berkembang pesat. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan 24 jam di setiap kapal yang berlayar mencari ikan. Hal itu untuk memudahkan pelacakan data, mulai dari jenis ikan yang ditangkap, hingga berat tangkapan ikan di kapal tersebut. Semua pun harus terintegrasi di dalam sebuah sistem yang akurat.

"Saya yakin dengan adanya digitalisasi ini PNBP KKP dapat meningkat pesat," ujar Trenggono saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi dengan Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP di Jakarta, Jumat (15/1).

Trenggono juga mengatakan, negara lain sudah banyak yang menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan akurasi data dari nelayan. Ia mendorong kegiatan uji coba dapat segera dilakukan sehingga pada pertengahan 2021 sistem tersebut sudah layak digunakan. Selain itu sistem terbaru tersebut juga harus terintegrasi dengan Smart Card atau Kartu Pintar yang akan diterbitkan oleh DJPT untuk para nelayan di Indonesia.

"Saya harap program ini dapat segera direalisasikan maksimal pertengahan tahun ini sudah lolos uji coba. Dan yang tidak kalah penting sistem ini juga harus terintegrasi dengan Smart Card," ungkap Trenggono.

Plt Dirjen Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini mengatakan, pada saat tahap awal proses pengembangan teknologi tersebut sudah berjalan. Untuk selanjutnya, Zaini berharap sistem yang akan diaplikasikan bisa memudahkan pendataan di pelabuhan pada saat kapal mendarat sehingga proses konfirmasi data bisa dilakukan lebih cepat. Hal ini akan lebih memudahkan KKP dalam menghitung jumlah produktivitas nelayan beserta harga jual hasil tangkapan.

"Kami akan menggunakan alat yang sudah teruji dengan baik sehingga mempercepat pelaksanaan di lapangan. Nantinya sistem ini akan terhubung dengan pendataan di seluruh pelabuhan di Indonesia sehingga kita bisa mendata jumlah hasil tangkapan secara lebih presisi," ungkap Zaini.

Zaini menyampaikan proses pengumpulan data dari nelayan saat ini menggunakan e-logbook yang dapat diakses oleh nelayan di mana saja termasuk di tengah laut. Hal inilah yang menjadi fokus utama DJPT sekarang untuk lebih maju dalam penghimpunan big data perikanan tangkap melalui teknologi terbaru.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement