Sabtu 16 Jan 2021 02:18 WIB

China Bersiap Hadapi Gelombang Baru Infeksi Covid-19

China mencatat lonjakan kasus baru Covid-10 di bagian utara Negeri Tirai Bambu.

Wanita yang mengenakan masker wajah untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di dekat papan yang menggambarkan acara papan seluncur salju Olimpiade Musim Dingin di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Rabu, 6 Januari 2021. Provinsi Hebei di China memberlakukan langkah-langkah pengendalian yang lebih ketat menyusul peningkatan lebih lanjut dalam kasus virus corona di provinsi itu, yang berbatasan dengan ibu kota Beijing dan akan menjadi tuan rumah acara untuk Olimpiade Musim Dingin tahun depan.
Foto: AP/Andy Wong
Wanita yang mengenakan masker wajah untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di dekat papan yang menggambarkan acara papan seluncur salju Olimpiade Musim Dingin di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Rabu, 6 Januari 2021. Provinsi Hebei di China memberlakukan langkah-langkah pengendalian yang lebih ketat menyusul peningkatan lebih lanjut dalam kasus virus corona di provinsi itu, yang berbatasan dengan ibu kota Beijing dan akan menjadi tuan rumah acara untuk Olimpiade Musim Dingin tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira B, Dwina Agustin, Antara, AP

China sepertinya sedang menghadapi gelombang baru infeksi Covid-19 setelah Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyatakan, lebih dari 1.000 orang sedang dalam perawatan Covid-19 hingga Jumat (15/1) waktu setempat. Kasus positif Covid-19 di bagian utara negara tersebut kian meningkat setelah beberapa bulan mengalami penurunan jumlah kasus.

Baca Juga

Tercatat 1.001 pasien dalam perawatan untuk penyakit dari virus corona tipe baru tersebut. NHC merinci, 26 diantaranya berada dalam kondisi serius, sementara 144 total kasus baru telah dicatat selama 24 jam terakhir.

Provinsi Hebei menyumbang 90 kasus baru, sementara provinsi Heilongjiang lebih jauh ke utara negara melaporkan 43 kasus baru. Sebanyak sembilan kasus didapatkan dari luar negeri, sementara penularan lokal juga terjadi di wilayah selatan Guangxi dan provinsi utara Shaanxi.

Penularan ini menggambarkan kemampuan virus untuk menyebar ke negara berpenduduk 1,4 miliar itu meskipun telah diberlakukan kebijakan karantina, pembatasan perjalanan dan pemantauan elektronik warga. Meskipun tidak ada laporan kekurangan tempat tidur rumah sakit, Hebei telah mulai membangun pusat karantina baru di luar ibu kota provinsi Shijiazhuang untuk mengantisipasi kebutuhan lebih banyak kasus yang mungkin terjadi.

Shijiazhuang juga telah menyumbang sebagian besar kasus di provinsi tersebut sejak tahun baru. Wilayah itu telah ditempatkan di bawah karantina bersama dengan kota Xingtai dan Langfang. Kebijakan lockdown di daerah tersebut merupakan sebuah langkah yang sebagian besar membatasi lebih dari 20 juta orang ke luar rumah mereka selama beberapa hari mendatang.

Secara total, China telah melaporkan 87.988 kasus infeksi Covid-19. Sementara, tercatat 4.635 kematian akibat virus yang berasal dari salah satu kota di China, Wuhan.

Lonjakan kasus di China utara terjadi ketika para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk mengumpulkan data tentang asal-usul pandemi. Tim WHO tiba pada Kamis (14/1) di pusat kota Wuhan tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

Kunjungan tim WHO ini telah disetujui oleh pemerintah Presiden Xi Jinping setelah perselisihan diplomatik berbulan-bulan yang memicu keluhan publik yang tidak biasa oleh kepala WHO. Para peneliti akan dikarantina selama 14 hari dan akan bekerja dengan para ahli China melalui konferensi video saat berada di karantina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement