REPUBLIKA.CO.ID, RAMALAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan akan ada pemilihan parlemen dan presiden Palestina yang pertama kali dilakukan dalam 15 tahun belakangan. Abbas mengatakan pemilihan akan berlangsung setidaknya hingga akhir tahun ini dalam upaya untuk menyelesaikan perpecahan internal yang telah berlangsung lama.
Menurut keputusan yang dikeluarkan oleh kantor Abbas pada Jumat (15/1) waktu setempat, Otoritas Palestina (PA) akan mengadakan pemilihan legislatif pada 22 Mei. Sementara pemungutan suara presiden pada 31 Juli.
"Presiden menginstruksikan komite pemilihan dan semua aparat negara untuk meluncurkan proses pemilihan demokratis di semua kota di tanah air," kata dekrit yang mengacu pada Tepi Barat yang diduduki, Gaza, dan Yerusalem Timur yang diduduki, dikutip laman Aljazirah, Sabtu (16/1).
Pernyataan itu mengatakan Abbas mengharapkan pemungutan suara di semua daerah gubernur Palestina, termasuk Yerusalem Timur yang dianeksasi oleh Israel setelah perang 1967. Israel melarang semua aktivitas PA di Yerusalem Timur. Israel juga tidak mengindikasikan akan adanya pemungutan suara Palestina di dalam Yerusalem yang dianggapnya sebagai "ibu kota yang tidak terbagi".
Hamas sambut baik
Hamas menyambut baik pengumuman tersebut. "Kami telah bekerja dalam beberapa bulan terakhir untuk menyelesaikan semua kendala sehingga kami dapat mencapai hari ini," ujar Hamas dalam sebuah pernyataan.