REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) mengecam dan menolak Yudaisasi Israel di kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa pada Kamis (14/1). Para ulama itu pun menyerukan agar Yerussalem dan masjid tersebut dilindungi dari Yudaisasi Israel.
Dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (16/1), IUMS mengeluarkan pernyataan tersebut setelah adanya laporan tentang penggalian baru oleh Israel di dekat Tembok Buraq (Ratapan) di Yerusalem. Mereka menegaskan, pekerjaan tersebut merupakan bagian dari upaya Israel untuk Yudaisasi alun-alun di depan tembok yang berdekatan dengan Tempat Suci Al-Aqsa.
IUMS menambahkan, Israel mencegah warga dari luar Kota Tua Yerusalem memasuki Masjid Al-Aqsa dengan dalih tindakan memerangi pandemi virus Covid-19. Sementara itu, Israel memanfaatkan penutupan tersebut untuk melakukan perubahan di distrik tersebut.
“Kami menolak setiap dan semua upaya (oleh Israel) untuk mencuri lebih banyak tanah Palestina dan mengubah identitas kota suci itu,” kata IUMS.