REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengirimkan tim medis dan tim tanggap bencana dari Jakarta untuk membantu proses evakuasi korban bencana gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1). Selain mengerahkan personel dari pusat, BAZNAS telah terlebih dahulu mengirimkan tim tanggap bencana dan tim Lembaga Beasiswa Baznas (LBB) dari Maros, Sulawesi Selatan, yang menjadi titik terdekat dari lokasi bencana.
Tim Baznas terlebih dahulu melakukan swab test untuk memastikan aman dari Covid-19 sebelum diberangkatkan. Selain tim penyelamatan di lokasi terdampak, Baznas juga akan berfokus pada pelayanan bantuan makanan dan kebutuhan lainnya bagi korban di pengungsian. Pelayanan kesehatan menjadi salah satu perhatian Baznas, dengan turut menerjunkan tim medis dari Rumah Sehat Baznas (RSB).
"Selain tim tanggap bencana yang dikirimkan, Baznas juga menerjunkan tim medis yang terdiri dari dokter, bidan, apoteker, dan relawan. Karena kita ketahui bersama, selain evakuasi dan pengobatan korban, bencana seperti ini juga akan berpengaruh terhadap kesehatan lanjutan dan trauma bagi para pengungsi pasca gempa bumi," kata Direktur Utama Baznas, M Arifin Purwakananta.
Arifin menambahkan, hingga kini Baznas terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD setempat, dan seluruh stakeholder terkait untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para korban. Selain itu, Baznas juga akan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terdampak tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.
"Baznas akan terus mendampingi para korban terdampak, dalam proses evakuasi hingga pemulihan bencana. Kami berharap korban gempa bumi di Sulawesi Barat diberi kekuatan untuk bisa bangkit dari musibah ini," kata Arifin.
Rencana aksi respon Gempa Bumi Sulawesi Barat :
1. Bentuk tim gabungan dan menentukan posko utama respon BAZNAS Tanggap Bencana
2. Stuktur tim gabungan terdiri dari :
• komando utama
• komando lapangan
• tim evakuasi
• tim logistik
• tim layanan pengungsi
• tim medis
• tim data dan informasi.
3. Memberikan layanan dalam 5-7 hari kedepan di 3 Kabupaten ( Mamuju, Majene, dan Polewali Mandar) berupa :
• Evakuasi korban
• Kebutuhan pengungsi permakanan dan non permakanan
• Layanan kesehatan
• Memastikan kebutuhan pengungsian dari wilayah terdekat.
4. Penerapan protokol kesehatan bagi tim, relawan, dan juga para pengungsi.
5. Kordinasi lembaga dengan :
• Jejaring Baznas provinsi terdampak dan sekitarnya
• BNPB Dan BPBD terkait
• Basarnas, Kemensos dan Dinas Sosial Terkait
• Kemenkes dan Dinas Kesehatan terkait.
• Lembaga kemanusian lain : MDMC, DMC, NU Peduli dan lembaga kemanusian lain yang tergabung dalam HFI.
• Organisasi dan lembaga tingkat lokal yang terlibat.
• Cluster-cluster nasional yang terbentuk.
6. Merencanakan program early recovery yang dilaksanakan setelah 7 hari, antara lain
- pelayanan dukungan psikososial
- pengaktifan sarana umum seperti sekolah darurat, pasar darurat, masjid darurat, mck darurat
- penyedian hunian sementara
7. Melaporkan dan mengevaluasi aksi secara berkala dalam bentuk infografis dan sitrep harian.
Demikian dilaporkan :
Kepala Baznas Tanggap Bencana