REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Anggota parlemen Azerbaijan, Sevil Mikayilova mengatakan, orang Azerbaijan selalu melindungi berbagai monumen agama, budaya, dan sejarah. Namun, menurut dia, orang Armenia menjarahnya dan ingin mengubah tanah Azerbaijan menjadi reruntuhan.
"Selama 30 tahun masa pendudukan, orang-orang Armenia menjarah, menghancurkan, dan secara harfiah mengubah tanah Azerbaijan menjadi reruntuhan," ujar Mikayilova dikutip dari Trend, Sabtu (16/1).
Menurut dia, orang-orang Armenia mencoba dengan segala cara menghapus jejak Azerbaijan kuno di wilayah tersebut dan mengambil sepenuhnya. “Para penjajah menghancurkan 67 masjid dan sisanya menjadi tidak berguna di kota Shusha. Bangunan sekolah nyata Shusha, mata air Natavan, museum rumah Bulbul, mausoleum Molla Panakh Vagif rusak akibat vandalisme Armenia,” ucap Mikayilova.
Karena itu, menurut dia, komunitas Internasional harus mengutuk tindakan Armenia terhadap komunumen keagamaan Islam. "Komunitas dunia harus mengutuk kekejaman dan kejahatan tidak manusiawi Armenia terhadap monumen keagamaan Islam,"ucapnya.
“Tindakan Islamofobia di Armenia ditujukan terutama untuk melawan nilai-nilai kemanusiaan universal. Organisasi internasional dan negara tertentu harus menilai masalah ini secara politis,” kata Mikayilova.