REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Jenderal Aviv Kochavi telah meminta direktorat di kantornya menyusun rencana baru untuk menyerang program nuklir Iran. Rencana tersebut bakal segera disampaikan kepada pemerintah.
Laman Middle East Monitor mengutip laporan surat kabar Israel Hayom pada Sabtu (15/1) melaporkan bahwa Kochavi telah memerintahkan Direktorat Strategi dan Lingkaran Ketiga atau dikenal pula sebagai Direktorat Iran untuk mengembangkan tiga proposal alternatif guna merusak program nuklir atau melawan agresi Iran.
Israel Hayom tidak merinci alternatifnya. Namun, disebutkan bahwa salah satu proposal memerlukan serangan militer di situs nuklir Iran. Rencana itu muncul seiring dengan keinginan Iran mempercepat program nuklirnya.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengungkapkan Iran telah membuat kemajuan dalam hal penelitian dan pengembangan nuklir selama beberapa tahun terakhir. Baik pada materi yang diperkaya dan kemampuan.
“Jelas Israel perlu memiliki opsi militer di atas meja. Ini membutuhkan sumber daya dan investasi, dan saya sedang bekerja untuk mewujudkannya,” kata Gantz.
Sebelumnya, Menteri Kabinet Israel Tzachi Hanegbi mengancam bahwa negaranya akan menyerang program nuklir Iran. Hal itu dilakukan jika Amerika Serikat (AS) memutuskan kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Presiden AS Donald Trump telah menarik AS dari JCPOA pada 2018. Namun presiden terpilih AS Joe Biden berjanji akan membawa kembali negaranya ke dalam kesepakatan nuklir Iran. Hal itu menjadi salah satu prioritas pemerintahannya.