Ahad 17 Jan 2021 03:37 WIB

Banjir Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Banjar, Paling Parah

Warga di daerah yang terdampak banjir saat ini sangat dibutuhkan air bersih.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah relawan membantu pengendara sepeda motor agar tidak terbawa arus saat melintas di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021). Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menyatakan peningkatan status siaga darurat menjadi tanggap darurat, keputusan itu diambil mengingat musibah banjir yang terjadi semakin meluas di beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Sejumlah relawan membantu pengendara sepeda motor agar tidak terbawa arus saat melintas di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021). Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menyatakan peningkatan status siaga darurat menjadi tanggap darurat, keputusan itu diambil mengingat musibah banjir yang terjadi semakin meluas di beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan (Kalsel) Kisworo Dwi Cahyono mengatakan, dua daerah di Kalimantan Selatan yang terdampak paling parah adalah Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Banjir di lokasi tersebut bisa mencapai hingga setinggi dada orang dewasa.

"Kabupaten Hulu Sungai Tengah jauh dari ibu kota provinsi, jadi masih sedikit yang sampai sana," kata Kisworo pada Republika, Sabtu (16/1).

Khususnya di Hulu Sungai Tengah, saat ini sudah dinyatakan dalam kondisi tanggap darurat bencana banjir. Bupati Hulu Sungai Tengah, Ahmad Chairansyah menyatakan, masa tanggap darurat sejak 14 Januari 2021 hingga 21 Januari 2021.

Kisworo mengatakan, di daerah yang terdampak banjir saat ini sangat dibutuhkan air bersih. Sebab, saat ini PDAM di sebagian besar wilayah Kalsel sudah dimatikan.

Selain air bersih, masyarakat membutuhkan bantuan berupa pangan, obat-obatan dan vitamin. "Sekarang saja PDAM juga banyak yang mati. Di kantor Walhi Kalsel juga sudah mati PDAM," kata dia.

Lebih lanjut, Kisworo mendesak, Presiden Joko Widodo untuk memberi perhatian pada peristiwa yang terjadi di Kalsel. Ia meminta agar Jokowi turun ke lokasi untuk melihat banjir besar yang terjadi.

"Tolong Kalsel ini jangan hanya dikuras sumber daya alamnya saja, tapi harus diperhatikan. Apakah sekarang kalsel dalam kondisi darurat bencana ekologis dan darurat ruang," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement