Sabtu 16 Jan 2021 19:56 WIB

BPBD Lumajang: Kondisi Gunung Semeru Kembali Normal 

Jarak luncurnya hanya sekitar 4 km ke arah Besuk Kobokan. 

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu.
Foto: ANTARA /Seno
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru kembali mengeluarkan Awan Panas Guguran (SPG) sejauh 4,5 kilometer (km), Sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB. Namun, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, kondisi Semeru sudah kembali normal.

"Sekarang sudah berhenti, sementara normal (kembali)," kata Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik, BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi saat dihubungi wartawan, Sabtu (16/1) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat ini, BPBD Lumajang belum menyiapkan tempat pengungsian untuk warga setempat. Erupsi di Gunung Semeru juga belum mendapatkan status tanggap darurat. Pasalnya, jarak luncur APG-nya berhenti di 4,5 km dan masih jauh dari pemukiman warga. 

"Cuman gunung api kan fluktuatif, mangkannya kita lihat perkembangannya malam ini. Mudah-mudahan aman," ungkap dia.

Terpisah, Pengamat Gunung Api Semeru di Pos Pantau Gunung Api (PGA) Sawur, Kabupaten Lumajang, Yadi Yuliandi membenarkan, adanya kejadian APG di Gunung Semeru. Setelah dicermati lebih lanjut, jarak luncurnya hanya sekitar 4 km ke arah Besuk Kobokan. Peristiwa ini terjadi pada pukul 17.24 sampai 18.35 WIB dengan amplitudo 22 milimeter dan lama gempa 4.287 detik.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement