Ahad 17 Jan 2021 06:37 WIB

Guru Harus Mampu Kembangkan RPP Berbasis Literasi

Guru juga harus bisa mengarahkan siswa pada Gerakan Literasi Nasional (GLN).

UBSI bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris kota Depok menggelar webinar tentang perencanaan perangkat pembelajaran berbasis literasi.
Foto: Dok UBSI
UBSI bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris kota Depok menggelar webinar tentang perencanaan perangkat pembelajaran berbasis literasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Membangun sumber daya manusia (SDM) sebagai pondasi pembangunan bangsa menjadi tugas bersama sebagai pendidik. Menghadapi dinamika dan tantangan era global, guru harus mampu sinergi dengan perangkat pembelajaran di sekolah.

Melalui webinar,  Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris kota Depok  mengajak seluruh peserta, khususnya para guru untuk mampu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Yudhiansyah, sekretaris MGMP Kota Depok menyampaikan materi dengan tema Perencanaan Perangkat Pembelajaran berbasis Literasi dan Penerapan Jabar Masagi di Abad 21.

“RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD),” kata Yudhi dalam keterangan pers, Jumat (15/1).

Ia menjelaskan demi melahirkan generasi emas 2045 yang berdaya saing dan berjiwa Pancasila, guru harus mampu berperan serta aktif dalam upaya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada siswa.

“Menghadapi kondisi degradasi akhlak, moral dan budi pekerti,  guru harus mampu membangun lima nilai utama karakter pada siswa, yakni nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas,” ujar

Yudhi yang juga wakil Ketua Kurikulum SMAN 15 Kota Depok.

Selain itu, imbuhnya, guru juga harus bisa mengarahkan siswa pada Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai dasar kemampuan menggunakan berbagai keterampilan dalam kehidupan.

“Keenam literasi dasar itu yakni baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan,” ungkap  Yudhi yang juga  merupakan Staf Hubin SMKN 2 Kota Depok.

Ia menyebutkan dengan GLN ini diharapkan siswa dapat aktif di sekolah hingga membawanya ke lingkungan keluarga dan akhirnya mampu bermanfaat dan berperan aktif di lingkungan masyarakat.

“Semoga dengan strategi implementasi PPK ini nantinya menjadi sebuah kebiasaan, menumbuhkan karakter dan menjadi budaya bagi bangsa,” tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement