Ahad 17 Jan 2021 08:15 WIB

Maskapai Emirates Stop Penerbangan ke Tiga Kota Australia

Pembatasan penerbangan disebut karena khawatir terhadap varian baru virus corona

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Pesawat maskapai Emirates Airlines
Foto: OLLIE DALE/EMIRATES/AFP
Pesawat maskapai Emirates Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Maskapai Emirates telah menghentikan sementara penerbangan ke tiga kota besar di Australia karena Uni Emirat Arab (UEA) sedang membatasi kedatangan internasional. Pembatasan ini disebut karena khawatir terhadap varian baru virus corona.

Maskapai yang berbasis di Dubai, UEA ini adalah salah satu yang terakhir mempertahankan rute masuk dan keluar dari pantai timur negara itu di sebagian besar pandemi. Namun pada Jumat (15/1) malam maskapai memberi tahu bahwa beberapa penerbangan yang direncanakan pekan depan akan menjadi yang terakhir.

Baca Juga

"Karena alasan operasional, penerbangan Emirates ke atau dari Sydney, Brisbane, dan Melbourne akan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Emirates di situs webnya dilansir Arab News, Sabtu (16/1).

Maskapai ini masih akan menjalankan dua penerbangan sepekan ke Perth. Akan tetapi pemangkasan tersebut merupakan penghalang lain bagi puluhan ribu warga Australia yang terdampar yang masih berusaha untuk kembali ke negeri Kangguru.

Pemerintah Australia menanggapi dengan mengumumkan lebih banyak penerbangan repatriasi dan mengatakan maskapai lain yang masih melayani penerbangan ke kota-kota tersebut dapat digunakan untuk pulang.

"Kapasitas yang dapat digunakan Emirates dalam batas tersebut akan dialokasikan ke maskapai lain, memastikan bahwa masih ada banyak tiket, sebanyak kursi yang tersedia ke Australia," kata Menteri Keuangan Simon Birmingham.

Sejumlah kecil maskapai penerbangan termasuk Qatar Airways dan Singapore Airlines masih menjalankan layanan ke Australia. Namun media lokal sudah melaporkan penundaan dan pembatalan di antara para turis yang kembali.

Perbatasan Australia telah secara efektif ditutup sejak Maret untuk mengekang penyebaran virus. Pemerintah bahkan membatasi jumlah warga yang diizinkan untuk kembali.

Pembatasan perjalanan pekan lalu semakin diperketat. Jumlah kedatangan dipangkas dan semua pelancong ke negara itu membutuhkan tes Covid-19 negatif sebelum terbang.

Dalam membuat perubahan, Perdana Menteri Scott Morrison mengutip semakin banyak orang di karantina yang dites positif untuk strain baru Covid-19. Ketakutan bahwa varian virus dari Inggris, yang diyakini lebih menular, telah bocor ke Brisbane dari karantina hotel memicu karantina cepat di kota itu pekan lalu.

"Ada banyak hal yang tidak diketahui dan ketidakpastian dalam kaitannya dengan virus jenis baru dan itulah mengapa pendekatan pencegahan ini, kami yakin, sangat masuk akal," kata Morrison.

Australia terus menangani virus dengan relatif baik. Negara ini mencatat sekitar 28.600 kasus dan 909 kematian terkait dengan Covid-19 dalam populasi 25 juta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement