Ahad 17 Jan 2021 08:23 WIB

Massa Anti-Netanyahu Lanjutkan Unjuk Rasa

Netanyahu dituntut mundur karena didakwa melakukan tindak pidana korupsi

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Demonstran menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk turun dari jabatannya.
Foto: Abir Sultan/EPA
Demonstran menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk turun dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ratusan warga Israel rela menahan dingin untuk melanjutkan tekanan mereka menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur. Massa yang berkumpul di Yerusalem itu menilai Netanyahu harus mundur karena didakwa melakukan tindak pidana korupsi.

Pada Sabtu (16/1) para demonstran berkumpul di alun-alun Yerusalem dekat kediaman resmi Netanyahu. Unjuk rasa yang digelar hampir setiap pekan ini sudah berlangsung selama tujuh bulan.

Baca Juga

Netanyahu didakwa pasal penipuan, melanggar kepercayaan, dan menerima suap dalam kasus yang melibatkan miliuner dan pemilik media. Ia membantah semua dakwaan tersebut. Pengunjuk rasa yakin Netanyahu tidak dapat memimpin negara sementara didakwa atas tindak korupsi.

Sidang pembuktian kasusnya akan digelar pekan depan. Israel akan menggelar pemilihan umum keempat mereka dalam dua tahun terakhir pada Maret mendatang. Netanyahu akan kembali menghadapi tantangan dari pembelot Partai Likuid.

Pengunjuk rasa mengatakan Netanyahu dan pemerintahannya gagal mengatasi virus corona. Perekonomian Israel terpukul karantina nasional yang diberlakukan beberapa kali tahun lalu. Saat ini di tengah lonjakan kasus infeksi Israel masih menerapkan karantina wilayah.

Netanyahu dan sekutu-sekutunya menggunakan program vaksinasi untuk mengabaikan pengunjuk rasa dan tuntutan mereka. Israel sudah memvaksin sepersepuluh populasi mereka. Pemerintah mengatakan perdana menteri bekerja untuk mengatasi wabah saat pengunjuk rasa turun ke jalan.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement