REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akan mengembangkan pariwisata Agrowisata Tamansuruh (AWT). Pembangunan yang berada di lereng kaki Gunung Ijen ini telah mendapatkan dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, AWT merupakan destinasi yang memadukan pariwisata dan sektor pertanian di lahan seluas sekitar 10,5 hektare (ha). Lokasi ini mengembangkan berbagai jenis komoditas pertanian unggulan, baik pangan maupun hortikultura. "Tercatat ada padi hitam organik hingga beragam buah dan sayur organik," kata pria disapa Anas ini dalam pesan resmi, Ahad (17/1).
AWT di Banyuwangi mempunyai konsep sebagai tempat edukasi pertanian. Hal ini mengingat semua tanaman di lahan ditanam dari bibit hingga tumbuh besar dan berbuah. Di kawasan ini masyarakat bisa belajar cara tanam dan berkebun dengan teknik yang tepat.
Pemkab akan mengembangkan destinasi yang bisa mendokumentasikan Banyuwangi di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tanpa mengubah yang sudah ada, pemkab telah menyusun konsep semacam Kampung Osing di AWT. Setidaknya terdapat perpaduan antara kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi di kawasan wisata tersebut.
Anas dan jajarannya akan membangun gugusan rumah khas Suku Osing dengan arsitektur tertentu. Kemudian bakal digelar kegiatan adat dan atraksi budaya serta event lainnya secara rutin terjadwal.
Menurut Anas, pengembangan AWT akan melibatkan arsitek Yori Antar. Sosok ini merupakan arsitek yang dikenal dengan desain bangunan Nusantara. Pemkab ingin kawasan tersebut bisa menggambarkan bagaimana warisan arsitek serta tradisi Banyuwangi.
Selain itu, Anas juga memastikan, akan ada banyak aktivitas yang melibatkan warga. Bahkan, pihaknya merancang perpustakaan digital dan ruang aktivitas 'Smart Kampung' juga. Dengan demikian, akan ada harmoni antara moderenitas yang diwakili teknologi dengan kearifan lokal Banyuwangi.
AWT nantinya tidak hanya menceritakan masa lalu tapi juga masa depan. Anas optimis ketika vaksinasi sukses, AWT akan semakin menggerakan ekonomi perdesaan berbasis budaya. "Pertanian, dan pariwisata juga," jelasnya.
Terpisah, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jatim, Reva Sastrodiningrat menyatakan, kesiapannya untuk mendukung pengembangan pariwisata AWT. Pihaknya siap berkolaborasi dengan tim pemkab untuk mematangkan desainnya. Dia menargetkan, desain sudah masuk tahap lelang pada Maret 2021 sehingga bisa segera dilaksanakan pembangunannya.
Hal serupa juga diungkapkan Arsitek, Yori Antar. Arsitek kondang berjuluk “Pendekar Arsitektur Nusantara” tersebut siap berkolaborasi bersama tim PUPR untuk merampungkan desain khas Banyuwangi dalam pengembangan kawasan AWT. Pihaknya siap menciptakan desain desa wisata yang menjual keotentikan budayanya.