REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto, meminta pemerintah Indonesia untuk fokus pada peningkatan ekspor pertanian. Sebab, Riyanto menilai lalu lintas ekspor pertanian berpotensi meningkat tajam, terutama di masa pandemi Covid-19.
"Saya berharap pemerinth fokus meningkatkan ekspor komoditi pertanian. Terlebih kita memiliki potensi pertanian yang sangat bagus, juga memiliki keunggulan iklim, cahaya matahari, dan tanah yang subur," ujar Riyanto, Ahad (17/1).
Sebagaimana diketahu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian pada Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar 16,61 persen (Y on Y). Nilai ekspor pertanian didorong oleh sumbangan ekspor nonmigas sebesar 93,84 persen.
Menurut Riyanto, catatan BPS itu adalah bukti kuat bahwa sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Terbukti selamat satu tahun di tengah pandemi Covid-19, pertanian mampu keluar dari ancaman krisis ekonomi yang melanda dunia.
"Kita dorong negara kita menjadi negara maju dengan pertanian yang kuat. Porsi ekonomi pertanian akan terus kita arahkan bersama agro industri hingga mencapai 30 persen lebih," katanya.
Ke depan, Riyanto berharap Kementan memiliki inovasi dan strategis dalam menampung dan mengembangkan komoditi pertanian unggulan. Sehingga jika pasar global memerlukan komoditi tertentu ekspor pertanian Indonesia bisa meningkat jauh lebih tinggi.
"Beberaoa komoditi tertentu memerlukan penampungan yang baik untuk menjaga kualitas dan harga di pasar global. Saya yakin itu bisa meninhkatkan ekspor pertanian kita kedepannya," katanya.
Perlu diketahui, sepanjang tahun 2020, total nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 163,31 miliar dolar AS. Dari total tersebut, ekspor sektor pertanian mencatatkan nilai 4,12 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan 13,98 persen dibandingkan 2019 yang mencatatkan nilai 3,61 miliar dolar AS.
Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki program jangka panjang Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks), sebagai upaya percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Program jni merupakan gagasan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam rangka mengakomodir semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.
"Program ini memang belum maksimal, tapi kita bisa lihat saat pandemi saja ekspor kita meningkat. Program ini kami rancamg untuk menggerakan roda ekonomi nasional, mulai dari sisi produksi sampai proses pengolahan," tutup Mentan Syahrul.