REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Warga di enam desa, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang terdampak gempa bumi dan longsor sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah daerah maupun relawan lainnya. Kepala Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Fajaruddin yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon milik relawan FTI UMI Makassar Zakir Sabhara, Ahad (17/1), mengatakan, enam desa yang terdampak itu sangat memprihatinkan.
"Hingga hari ketiga setelah gempa, belum ada bantuan yang masuk. Banyak warga yang rumahnya roboh karena gempa ada juga yang terkena longsoran itu juga butuh bantuan," ujarnya.
Ia mengatakan, kebutuhan mendesak yang seperti kebutuhan untuk anak bayi dan balita, kebutuhan khusus perempuan seperti pembalut serta susu formula. Kebutuhan mendesak lainnya adalah alat berat untuk membuka akses yang terisolasi di Kecamatan Ulumanda, pecahan wilayah dari Kecamatan Malunda yang juga daerah terisolir.
"Belum banyak bantuan maupun relawan yang masuk ke wilayah kami. Yang pertama masuk itu relawan FTI UMI dan banyak membantu warga di sini," katanya.
Sementara itu, koordinator Tim Relawan FTI UMI Makassar Zakir Sabhara mengatakan ada beberapa daerah di Kecamatan Ulumanda itu terisolir karena gempa dan longsor, tidak dapat diakses menggunakan kendaraan roda empat.
"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah atau BNPB maupun BPBD supaya daerah terisolir ini bisa diprioritaskan. Bantuan mendesak adalah alat berat untuk membuka akses," katanya.
Adapun enam desa yang terisolasi di Kecamatan Ulumanda dan butuh bantuan alat berat yakni Desa Sambabo, Kabiraan, Tande Allo, Ulumanda, Popenga dan Desa Panggalo.