Senin 18 Jan 2021 07:46 WIB

Video Pingsan Setelah Vaksinasi di NTT, Ini Faktanya

Video tersebut merupakan bagian dari video simulasi vaksinasi covid-19 perdana.

Video disinformasi penyuntikan vaksin di NTT beredar di media sosial Facebook.
Foto: tangkapan layar
Video disinformasi penyuntikan vaksin di NTT beredar di media sosial Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video beredar penyuntikan vaksin beredar di media sosial Facebook, Ahad (17/1) kemarin. Video itu menampilkan seseorang pingsan setelah menerima vaksinasi atau imunisasi. 

Video berdurasi 1 menit 30 detik tersebut diunggah oleh akun bernama Sogok Tunteng. Keterangan pada unggahan video tersebut: KEJADIAN BARU DI NTT. HABIS SUNTIK VAKSIN.

Baca Juga

Dalam video itu, seorang laki-laki menerima suntikan di lengan kirinya oleh petugas kesehatan. Setelah menerima suntikan, petugas kesehatan lainnya mengatakan "Sudah selesai ya, Pak" dan meminta laki-laki itu berpindah ke meja sebelah. 

Kemudian, laki-laki itu pindah ke meja petugas kesehatan lainnya. Kepada petugas, laki-laki itu menjelaskan kondisinya. Kemudian, petugas memintanya ke tempat tidur dorong.

Namun, laki-laki itu roboh sebelum sampai di atas tempat tidur. Petugas pun mengangkatnya ke tempat tidur dorong. 

Baca juga : Pesan Bagi yang Ragu Vaksinasi: Contoh Dakwah Nabi Muhammad

Komentar-komentar pada video tersebut menghujat vaksinasi mulai dari hujatan kepada MUI, negara, dan BPOM. Namun, salah satu pemberi komentar bernama Rend Orbitorus menyatakan bahwa hal itu hanya simulasi sembari melampirkan link Youtube. 

Link Youtube yang ditampilkan merupakan berita "Simulasi Vaksinasi Covid-19 Perdana di Kantor Gubernur NTT" yang diunggah oleh Pos Kupang pada 13 Januari 2021. Berita tersebut berdurasi 3 menit 41 detik atau 2 menit 11 detik lebih lama dari video yang diunggah di Facebook.

Video diawali dengan pengarahan dan penjelasan tentang setiap meja. Sedangkan, gambar yang memperlihatkan orang divaksinasi, kemudian pingsan, dan dibawa oleh ambulan dapat terlihat setelah satu menit. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement