REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Musibah banjir di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan sudah memasuki hari kelima. Jumlah pengungsi kian bertambah banyak. Sejumlah gedung sekolah akhirnya dibuka menjadi tempat pengungsian.
"Sudah dari awal kami koordinasi dengan tim penanggulangan bencana banjir, sekolah bisa di gunakan untuk penampungan pengungsi banjir," ujar Kepala Dinas Pendidikkan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto di Banjarmasin, Senin (18/1).
Menurut dia, sekolah yang sudah dibuka untuk menampung korban banjir diantaranya SDN Sungai Lulut 5, SDN Kelayan Tengah 4, SDN Pemurus Baru 2, SDN Sungai Bilu 3 dan SMPN 20. Sebagian guru juga mengungsi ke sekolah karena rumah mereka terendam.
"Sementara ini sekolah juga tidak beroperasi karena masih masa pandemi COVID-19, jadi silahkan digunakan untuk kepentingan umum mengatasi musibah banjir ini, tentunya harus dijaga dengan baik sekolah kita," ucap Totok.
Untuk sementara ini pula, ujarnya, proses belajar mengajar jarak jauh juga diliburkan, sebab semua lagi tertimpa musibah banjir. Pada hari kelima musibah banjir, Senin ini, dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin makin banyak wilayah yang genangan airnya meninggi dari hari kemarin.
"Saya lagi memantau jalan Veteran dan Gatot Subroto di Banjarmasin Timur saat ini, air sampai lutut, padahal kemarin tidak sampai segini, artinya daerah lain makin parah," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Kota Banjarmasin Herliansyah, Senin pagi.
Dalam perjalanan, pihaknya memantau kelapangan, banyak warga yang dievakuasi, karena terjebak banjir, termasuk kendaraan yang mogok. Data pada Ahad (17/1) kemarin, sekitar 47 ribu jiwa menjadi korban banjir, diantaranya 1.371 jiwa harus mengungsi ke tempat aman, baik di tempat ibadah, sekolah dan di kecamatan.
"Untuk jumlah korban banjir hari ini masih kita kumpulkan datanya," ujarnya.