Senin 18 Jan 2021 11:24 WIB

Enam Desa di Titik Gempa Majene Terisolasi

Ribuan pengungsi enam desa terisolir kesulitan makanan, air bersih dan tenda.

Pengungsi korban gempa bumi menyalakan lampu untuk menerangi tenda darurat yang dihuni keluarganya di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Ahad (17/1/2021). BNPB menyatakan berdasarkan data per 17 Januari pukul 14.00 WIB jumlah korban gempa bumi Sulawesi Barat yang meninggal berjumlah 73 orang dan sebanyak 27.850 orang mengungsi di 25 titik pengungsian.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pengungsi korban gempa bumi menyalakan lampu untuk menerangi tenda darurat yang dihuni keluarganya di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Ahad (17/1/2021). BNPB menyatakan berdasarkan data per 17 Januari pukul 14.00 WIB jumlah korban gempa bumi Sulawesi Barat yang meninggal berjumlah 73 orang dan sebanyak 27.850 orang mengungsi di 25 titik pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Sebanyak enam desa yang berada di titik gempa di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, terisolir. Ini akibat akses jalan menuju desa itu tertimbun longsor.

"Pemerintah pusat pemerintah daerah dan relawan, enam desa tersebut merupakan lokasi yang paling dekat dengan titik gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju," kata Kepala Desa Kabiraan Fajaruddin di Majene, Senin (18/1).

Ia mengatakan, enam desa di Kecamatan Ulumanda dan berada di pegunungan Majene itu antara lain Desa Sambabo, Desa Kabiraan, Desa Tandiallo, Desa Ulumanda Desa Popenga Desa Panggallo. Menurut dia, ribuan pengungsi warga enam desa di pusat gempa tersebut kesulitan makanan, air bersih, kebutuhan bayi, tenda, dan kebutuhan pengungsi lainnya.

Ia mengatakan, desa-desa tersebut terisolir akibat longsor terjadi di sejumlah titik akses jalan setelah gempa terjadi. "Masyarakat pengungsi di titik gempa harus dibuka akses jalannya dengan alat berat, dan mereka harus diberikan logistik melalui jalur udara," ujarnya.

Sementara itu, korban gempa Mamuju dan Majene terus bertambah menjadi 73 orang akibat tertimpa reruntuhan bangunan sementara di Kabupaten Majene terdapat delapan orang. Korban luka berat dan menjalani rawat inap sebanyak 189 orang sementara luka ringan dan rawat jalan 637 orang.

Sementara jumlah pengungsi mencapai 15 ribu orang tersebar di sejumlah titik di Kabupaten Mamuju dan Majene.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement