REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video menyiratkan vaksin Covid-19 akan berisi mikrocip pelacak sedang ramai di media sosial. Bahkan, video berdurasi 3 menit 49 detik tersebut telah dibagikan lebih dari 27.100 kali di Facebook.
Video tersebut menampilkan penggalan wawancana CBN dengan Jay Walker yang merupakan CEO Apiject, perusahaan pembuat jarum suntik. Penggalan wawancara tersebut dikompilasi dengan pernyataan Bill Gates.
Di Indonesia, video serupa juga beredar. Video berdurasi 2 menit 4 detik itu tidak hanya menampilkan kompilasi pernyataan Walker dan Gates, tapi juga Menteri BUMN Erick Thohir.
Video yang beredar melalui media sosial Whatsapp memuat wawancara Najwa Shihab dengan Erick. Dalam wawancara itu, Najwa bertanya tentang kemampuan Bio Farma melacak vaksin-vaksin tersebut.
Video yang beredar di media sosial itu merupakan hoaks dan termasuk kategori konten yang dimanipulasi. Berdasarkan penelusuran Reuters, wawancara CBN dan Walker dilakukan pada Mei 2020. Rekaman video dapat diakses di sini: https://youtu.be/WllUZVwQBZ8?t=209.
Baca juga : John Hollis, Pria dengan Antibodi Super
Dalam wawancara dengan CBN, Walker ditanya tentang cara cip RFID akan bekerja. Ia menjelaskan, cip bertujuan sebagai label jarum suntik, bukan zat yang dapat disuntikkan itu sendiri.
Dalam tanggapan lengkapnya, Walker membandingkan teknologi tersebut dengan kode batang atau barcode dan memastikan bahwa teknologi tersebut tidak membawa informasi pribadi apa pun. Dia juga mengatakan, mikrocip sepenuhnya opsional dan Pemerintah AS belum memutuskan menggunakannya.
Juru bicara Apiject Steve Hofman juga mengonfirmasi kepada Reuters bahwa mikrocip ini tidak akan disuntikkan ke individu yang menerima vaksin. Ia mengatakan, mikrocip dirancang untuk dua tujuan, yakni untuk memungkinkan penyedia layanan kesehatan memastikan suntikan vaksin di dalamnya belum kedaluwarsa dan tidak palsu.
Sementara, pernyataan Gates diambil dari video milik Alliance for Financial Inclusion. Pernyataan tersebut dapat diakses melalui link ini: https://youtu.be/6xkwAL3jwJs dan https://youtu.be/6xkwAL3jwJs?t=173.
Reuters mengatakan, video yang beredar telah diedit dengan cara menggabungkan dua bagian pidato Gates. Dalam video yang beredar, Gates seolah-olah mengatakan kita memerlukan sistem pelacak dari vaksin.
Sementara, video Najwa Shihab mewawancarai Erick Thohir dapat diakses di sini https://youtu.be/hUKnXEXGLd0. Dalam Mata Najwa edisi Vaksin Siapa Takut, Najwa menyajikan wawancara dengan Erick, Raffi Ahmad, dr. Jarir At-thobari dari Tim Komnas Penilai Obat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, dan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M. Faqih.
Pada awal wawancara, Najwa mengatakan, "Ada cara kita mengetahui vaksin ini disuntikkan ke siapa, ada barcode-nya". Namun, bagian pernyataan Najwa ini sudah dipenggal dalam video yang beredar.
Kemudian, Erick menjelaskan tentang barcode pada vaksin Covid-19, bukan mikrocip. Selain itu, barcode tidak disuntikan ke dalam tubuh, melainkan berada pada kemasan botol vaksin.
Barcode itu untuk memudahkan penyimpanan data siapa saja yang sudah menerima vaksin. Apalagi, vaksin dilakukan dua kali.
"Jadi, ketahuan itu vaksin disuntikkan ke siapa?" kata Najwa.
Lalu, Erick menjawab, "Iya."
Pada bagian lain tayangan Mata Najwa juga memperlihatkan informasi hoaks tentang mikrocip ditanamkan melalui suntikan vaksin. Video bisa dilihat di sini https://youtu.be/vdH9YGLI-DQ.
Dengan penelusuran ini maka video kompilasi soal mikrocip pada vaksin adalah hoaks.