Senin 18 Jan 2021 14:22 WIB

Tekan Tingkat Kematian, Banyumas Lakukan Screening Komorbid

Angka kematian akibat Covid 19 di Banyumas sudah mencapai 4,94 persen.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas kesehatan memeriksa hasil spesimen tes usap antigen.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan memeriksa hasil spesimen tes usap antigen.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Hingga pertengahan Januari 2020, tingkat kematian akibat Covid 19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih cukup tinggi. Terkait hal ini, Dinas Kesehatan setempat akan melakukan screening dan rapid test antigen pada 4.000 komorbid di wilayahnya.

''Sampai saat ini, kasus kematian akibat Covid 19 memang masih tinggi. Selama dua pekan Januari 2021 ini, ada sebanyak 59 pasien Covid 19 yang meninggal,'' jelas Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto.

Berdasarkan data tersebut, per hari berarti ada tiga orang yang meninggal akibat Covid-19. Namun dia menyebutkan, kasus kematiannya tidak selalu terjadi setiap hari.

Tetapi sekali terjadi, pasien yang meninggal menjadi sangat banyak. ''Kemarin, ada tiga orang. Kemarinnya lagi, ada enam orang yang meninggal. Bahkan pernah ada delapan orang yang meninggal akibat Covid 19,'' katanya.

Dengan jumlah tersebut, dia menyebutkan angka kematian akibat Covid 19 di Banyumas sudah mencapai 4,94 persen. Artinya, dari 100 orang pasien yang terpapar Covid-19, ada sebanyak 4,94 orang yang meninggal. ''Persentase angka kematian ini sudah di atas angka nasional, bahkan angka global,'' katanya.

Menurutnya, kasus kematian ini umumnya disebabkan pasien menderita penyakit penyerta dan juga terlambat mendapat perawatan di rumah sakit. Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan screening dan rapid test antigen pada 4.000 warga komorbid.

''Screening dan rapid antigen ini akan dilakukan di 80 desa yang tingkat kematian akibat Covid-nya cukup tinggi,'' jelasnya.

Ia menyatakan, screening dan rapid antigen dilakukan untuk mengetahui apakah para komorbid tersebut terjangkit Covid atau tidak. ''Kalau hasilnya positif, maka ada gejala atau tidak, akan dibawa ke rumah sakit. Jika negatif, akan kita pantau kondisi kesehatannya,'' kata dia.

Melalui screening dan rapid tes antigen tersebut, diharapkan warga yang memiliki penyakit penyerta, bisa dicegah terjangkit Covid-19. Sedangkan yang hasilnya positif, bisa dicegah agar penyakitnya tidak semakin parah hingga akhirnya menimbulkan kematian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement