REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang akan mengumpulkan data dari orang-orang yang terinfeksi setelah mereka melakukan vaksinasi Corona. Hal ini dilakukan untuk menilai bagaimana vaksin dapat membantu mencegah penyebaran virus Corona.
Dilansir dari South China Morning Post pada Senin (18/1), Kementerian Kesehatan Jepang akan membuat sistem untuk mengumpulkan catatan siapa saja orang yang terinfeksi kembali setelah divaksinasi. Sistem baru ini akan memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengetahui catatan imunisasi pasien virus Corona. Seperti, vaksin perusahaan mana yang telah mereka terima dan apakah mereka memiliki dosis tunggal atau ganda.
"Berdasarkan uji klinis di luar negeri dan keampuhannya yang dilaporkan vaksin virus Corona yang tersedia saat ini melindungi orang agar tidak jatuh sakit, sementara apakah vaksin itu mencegah orang terinfeksi masih belum diketahui dengan jelas," kata salah satu pejabat Kementerian Kesehatan Jepang.
Dengan mendapatkan informasi seperti rasio jumlah orang yang divaksinasi antara pasien virus corona dan perkembangan gejalanya, Kementerian Kesehatan berharap dapat mengevaluasi efektivitas vaksin dan dampak vaksinasi terhadap penyebaran wabah di dalam negeri.
Menurut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dan lainnya dengan ditunjukkan oleh para ahli kesehatan mengungkapkan efektivitas vaksin diukur dalam pengaturan dunia nyata setelah vaksin diizinkan untuk digunakan pada populasi umum sedangkan kemanjuran diukur dalam uji klinis terkontrol. Angka untuk yang pertama mungkin lebih rendah daripada yang terakhir karena hambatan dalam pengaturan seperti itu.