REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung Kusnardi mengatakan, Rakor Sektor Pertanian dan Perikanan Provinsi Lampung bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja program pertanian pada 2020. Selain itu, untuk merumuskan langkah-langka program pertanian 2021 serta mensosialisasikan program-program tersebut.
Dia mengatakan, upaya peningkatan luas lahan panen padi dilakukan antara lain dengan terus mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Daerah diharapkan dapat mencegah hal tersebut. Selain itu, kerja sama dengan kabupaten/kota untuk membuat peraturan daerah perencanaan lahan pertanian abadi.
"Lahan pertanian abadi bila sudah diputuskan peraturannya, tidak boleh lagi digunakan untuk yang lain, kecuali untuk penggunaan umum karena masih ada pengecualian," kata Kusnardi di sela-sela rakor di PKK Agropark Sabah Balau, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (18/1).
Selain itu, perbaikan irigasi, tata kelola air yang baik, tata kelola sumur, hingga perbaikan lahan rawa demi meningkatkan panen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, produksi padi di Lampung pada 2020 meningkat 20,37 persen dibandingkan 2019. Produksi padi di Lampung mencapai 2.604.913 ton, sedangkan 2019 hanya 2.164.089 ton atau meningkat sekira 440.824 ton.
Provinsi Lampung, menurut data BPS, menempati urut keenam sebagai provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia. Urutan pertama Provinsi Jawa Timur dengan jumlah produksi mencapai 10.022.387 ton. Urutan kedua, Jawa Tengah dengan produksi 9.586.911 ton, disusul Jawa Barat 9.219.886 ton, Sulawesi Selatan 4.678.413 ton, dan Sumatra Selatan 2.696.877 ton.
Sedangkan luas lahan panen padi di Lampung mencapai 544.061 ha. Jumlah itu meningkat sekira 17,23 persen dibandingkan 2019 yang hanya 464.103 ha.