REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Vaksinasi Covid-19 di Kota Solo memasuki hari keempat sejak dilaksanakan pada Kamis (14/1). Selama tiga hari pertama pelaksanaan vaksinasi, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menilai masih belum optimal.
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Solo secara umum berjalan lancar. Pada tiga hari pertama vaksinasi, total tenaga kesehatan (nakes) yang divaksinasi sebanyak 1.240 orang. Selain itu, terdapat 82 nakes yang ditunda pemberian vaksinnya lantaran tensi tinggi. Vaksinasi akan dijadwalkan ulang bagi nakes yang tertunda.
Menurutnya respons nakes sudah cukup bagus. Namun, dia menilai jadwal pelaksanaan vaksinasi masih belum optimal di setiap fasilitas kesehatan (faskes). Sebab, dalam satu hari, satu faskes ada yang hanya melayani tujuh orang.
Selama ini, DKK tidak mengetahui jumlah nakes yang masuk daftar vaksinasi. DKK hanya menerima laporan laporan harian nakes yang datang, yang divaksin serta yang ditunda vaksinasinya.
"Kemarin beberapa faskes ada yang cuma tujuh orang, ada yang satu sesi cuma tiga orang. Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena yang milih faskes dan menentukan waktu kan nakes. Mudah-mudahan nanti juga dibuka [data nakes yang mendapat SMS blast] sehingga bisa efektif, kami pakai APD kalau pesertanya banyak kan juga sepadan," kata Siti kepada wartawan, Senin (18/1).
Pelaksanaan vaksinasi dilakukan di 33 faskes yang telah ditunjuk Pemkot, terdiri dari 17 puskesmas, 15 rumah sakit, dan satu klinik. Setiap faskes diminta melayani vaksinasi sepekan tiga kali. Kuota vaksinasi sebanyak 30 orang dalam sehari untuk setiap faskes.
Satu faskes rata-rata membagi pelayanan menjadi dua sesi dalam satu hari, dimana satu sesi waktunya 1,5 jam. Namun, masih ada peserta yang datang mepet dengan berakhirnya sesi.
"Saya berharap kepada masyarakat meskipun waktunya 1,5 jam tolong diambil yang di depan sehingga petugas juga lancar dan bisa mengerjakan yang lain," katanya.
Siti menyatakan, pada pelaksaan vaksinasi tiga hari pertama tersebut ada beberapa peserta yang mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) ringan. Gejalanya seperti nyeri-nyeri, mual, pusing, dan berdebar-debar. KIPI tersebut merupakan respons tubuh untuk membentuk antibodi.
"Seringan apapun gejalanya kan tetap harus kami amati, direkap dan dilaporkan. Tapi semuanya sudah kami tangani dengan baik," ucapnya.
Siti menambahkan, sampai saat ini belum ada informasi distribusi vaksin dosis kedua untuk nakes. Namun, dia memperkirakan dalam beberapa hari akan ada informasi pengambilan vaksin dosis kedua. Menurutnya, distribusi vaksin dosis pertama dan kedua tidak bersamaan untuk memudahkan dalam mengontrol dan penyimpanan. Dia berharap, pelaksanaan vaksinasi bagi nakes berjalan lancar dan segera selesai. Sehingga, Pemkot bisa memikirkan vaksinasi tahap selanjutnya.
"Kalau tahap pertama segera selesai, nakes ini segera terlindungi kami bisa segera memikirkan tahap kedua, ketiga dan keempat. Karena nanti pasti lebih kompleks. Kalau TNI/Polri kan jelas datanya ada, tapi pelayaan publik kan sulit," ujarnya.