Selasa 19 Jan 2021 01:01 WIB

Emil Minta Kejadian Pasien Meninggal di Taksi tak Terulang

Emil tegaskan Satgas harus bantu masyarakat yang membutuhkan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil.
Foto: Humas Pemprov Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat sempat dihebohkan dengan adanya pasien Covid-19 asal Depok yang meninggal di dalam taksi. Meninggalnya pasien disebut terjadi, setelah tidak mendapat tempat tidur untuk perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan.

Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut berduka. Kejadian seperti ini diharapkannya tidak terulang.

Baca Juga

Ia menilai, seharusnya tidak terjadi karena gugus tugas harus memprioritaskan dan menganalisa keparahan pasien.

"Kenapa di Jabar sekarang yang (terpapar) Covid-19 gejala ringan tidak dirawat di rumah sakit supaya rumah sakitnya kosong," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai rapat Gugus Tugas Covid-19 di Makodam III Siliwangi, Senin (18/1).

Emil mengatakan, dalam persoalan seperti ini, seharusnya gugus tugas di daerah bisa melakukan tugasnya lebih cepat. Termasuk, mereka yang bekerja di rumah sakit.

Jangan sampai, kata dia, ketika ada orang yang terpapar dan kondisinya parah tidak mendapat pertolongan pertama. Ketika mereka masuk kategori parah maka harus mendapat penanganan lebih cepat.

Selain itu, Emil meminta semua pihak di rumah sakit bisa menangani pasien Covid-19 dengan baik. Pandemik Covid-19 bukan hanya urusan pekerjaan, melainkan urusan kemanusian.

Oleh karena, kata dia, ketika ada pasien yang berdomisili di Depok dan tidak bisa tertangani di kota tersebut harus bisa ditangani di daerah terdekat seperti Kabupaten Bogor atau Kota Bekasi.  Hal ini, kata dia, sudah dilakukan di Kota Bandung, di mana pasien yang dirawat tidak selalu berdomisili di Bandung.

"Edukasi ini harus ditingkatkan. Jangan sampai ada kendala seperti di Depok," katanya.

Perlu diketahui relawan Bantu Warga Lapor Covid-19, Tri Maharani menceritakan, beberapa waktu lalu  mendapatkan chatbox dari warga bahwa ayahnya yang berdomisili di Kota Depok membutuhkan pertolongan karena terpapar Covid-19. Saat itu, tim Bantu Warga Lapor Covid-19 menindaklanjuti laporan tersebut dengan mencarikan rumah sakit untuk pasien.

Namun karena ICU semua rumah sakit penuh, korban meninggal dunia sebelum mendapat rumah sakit tempat penanganan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement