REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta harus menunda pemberian vaksin COVID-19 kepada sejumlah tenaga kesehatan menyusul kondisi kesehatan mereka yang tidak memungkinkan.
"Rata-rata karena tensinya tinggi, biasanya akan dijadwalkan ulang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Senin (18/1).
Ia mengatakan sejauh ini penundaan pemberian vaksin dilakukan kepada sebanyak 82 tenaga kesehatan. Menurut dia, vaksin tidak mungkin dilakukan karena kondisi kesehatan tenaga kesehatan yang tidak memenuhi syarat.
Sementara itu, dikatakannya, sejauh ini vaksin sudah diberikan kepada sebanyak 1.240 tenaga kesehatan yang bertugas di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta. Sesuai dengan arahan pemerintah, pada tahap pertama ini vaksin baru diberikan kepada tenaga kesehatan.
Khusus di Kota Solo, vaksin dilakukan pertama kali pada Kamis (14/1). Pada tahap ini, vaksin yang disalurkan yaitu Sinovac.
Ia mengatakan sejauh ini tenaga kesehatan merespon dengan baik pemberian vaksin tersebut. Mengenai efek samping, menurut dia tidak memberikan dampak signifikan.
"Ada tapi tidak parah, ada yang nyeri dan ada yang mual-mual tetapi alhamdulillah bisa ditangani semua. Semua laporan kami rekap," katanya.
Ia mengatakan efek samping tersebut dinilai wajar, termasuk ketika penerima vaksin merasa berdebar-debar. "Mungkin karena takut karena kan banyak isu yang beredar, tetapi sejauh ini bisa kami tangani dengan baik," katanya.
Sementara itu, rencananya vaksin akan dilakukan sebanyak dua kali untuk setiap penerimanya. Menurut dia, pemberitahuan sudah dilakukan kepada sejumlah tenaga kesehatan. "Beberapa sudah ada yang dapat 'SMS blast', harapannya semua berjalan lancar," katanya.