REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan banyak serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan di arah barat dan selatan lokasi ditemukannya alat perekam data atau flight data recorder (FDR). "Serpihan banyak ditemukan di arah barat dan selatan dari FDR, " kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/1).
Lokasi itu ditemukan dengan menggunakan robot bawah laut atay Remotely Operated Vehicle (ROV) Kapal Riset Baruna Jaya IV milik BPPT. Saat ini, Kapal Baruna Jaya (BJ) IV juga sedang berupaya untuk menemukan alat perekam suara pilot di kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 CVR.
ROV BJ IV mengambil gambar-gambar serpihan di dasar laut dalam radius 80 meter dari lokasi FDR ditemukan. Bagian ekor pesawat tampak dari kamera ROV di barat daya posisi FDR yang juga merupakan tumpukan serpihan yang besar.
Penurunan ROV dilengkapi dengan Ultra Short Baseline (USBL) yang dapat menunjukkan posisi koordinat, sehingga lintasan ROV dan setiap potongan benda yang ditemukan di dasar laut juga dapat ditentukan posisinya.
Pada 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak mengalami hilang kontak di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat itu membawa 50 penumpang dan 12 awak kabin.