Selasa 19 Jan 2021 08:25 WIB

Polisi: Harga Surat Swab/PCR Palsu Capai Rp 1,5 juta

Hasil penjualan surat swab/PCR palsu ini dibagi ke 15 tersangka sesuai peran mereka.

Rep: Eva Rianti / Red: Ratna Puspita
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus
Foto: Republika/Febryan A
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Para tersangka berjumlah 15 orang dalam kasus pemalsuan surat swab/PCR di Bandara Soekarno-Hatta diduga mematok harga Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per surat. Keuntungan penjualan surat swab/PCR palsu ini dibagi ke 15 tersangka sesuai dengan peran masing-masing. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan peran dan keuntungan yang didapatkan setiap tersangka beragam. "Dari sinilah dibagi ke 15 orang itu,” ujar dia saat konferensi pers di Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (18/1/2021).

Baca Juga

Ke-15 pelaku diketahui berinisial MHJ (51 tahun), M (53 tahun), ZAP (21 tahun) DS (25 tahun), U alias B (22 tahun) AA (31 tahun), U alias U (20 tahun), YS (23 tahun) SB (20 tahun), S alias N, S alias C (47 tahun), IS (41 tahun), CY (34 tahun) RAS, dan PA (24 tahun). 

Sebagai contoh, MHJ berperan sebagai pencari orang yang memerlukan surat kesehatan untuk proses penerbangan dengan keuntungan sekira Rp 250 ribu. Kemudian, M sebagai perantara antar para tersangka hingga surat sampai ke oknum calon penumpang pesawat dengan keuntungan sebesar Rp 225 ribu.

DS sebagai pembuat surat keterangan hasil negatif swab PCR palsu mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu. U sebagai pengantar surat keterangan hasil negatif swab PCR memperoleh keuntungan sekira Rp 50 ribu per surat. 

Berdasarkan keterangan dari tersangka, Yusri mengatakan, jumlah konsumen atau penumpang pesawat terbang yang menggunakan jasa mereka sekitar 200-an orang. Angka ini sejak awal mereka beroperasi pada Oktober 2020 hingga tertangkap pada 7 Januari 2021. 

“Tapi kami tidak percaya karena plin plan. Masih kita dalami. Bahkan bisa lebih karena rata-rata sehari 20 hingga 30 surat,” terangnya.

Jika sudah beroperasi selama tiga bulan dengan total pesanan 20-30 hari berarti surat yang dibuat sepanjang beraksi telah mencapai ribuan. “Dengan keuntungan per surat Rp1 juta, 500 orang saja keuntungannya setengah miliar,” kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement