REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Banjir yang merendam Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak sepekan lalu hingga Senin (18/1) belum surut. Puluhan ribu warga terpaksa meninggalkan rumah demi keselamatan dan kesehatan mereka.
Data terakhir yang dihimpun oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pada Ahad (17/1). BNPB melaporkan sebanyak 15 jiwa dari berbagai lokasi meninggal dunia akibat banjir tersebut. Banjir di Kalimantan Selatan juga masih merendam 24.379 rumah warga dan sebanyak 39.549 jiwa terpaksa mengungsi. Kondisi saat ini dibutuhkan yakni logistik, family kit, perlengkapan bayi dan kesehatan.
“Rencana selanjutnya kami menyiapkan layanan medis sebagai fasilitas kesehatan pascabanjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan,” ujar Meizar Helmi selaku Penanggung Jawab Tim SAR Disaster Management Center Dompet Dhuafa (DMC DD).
Hingga Senin, tim SAR DMC DD masih terus mensisir korban banjir di beberapa titik di wilayah Kalimantan Selatan. “Kondisi cerah pada hari ini (Senin) diharapkan banjir cepat surut dan memudahkan evakuasi sejumlah warga terutama kaum rentan seperti anak-anak, Ibu hamil maupun Lansia, namun sejumlah titik pengungsian masih cukup banyak dikarenakan banyak akses jalan yang terputus sehingga menyebabkan masyarakat kesulitan dalam mengakomodir bantuan logistik berupa bahan makanan dan layanan kesehatan,” ujar tambah Meizar Helmi, dalam siaran pers Dompet Dhuafa, Selasa (19/1).