Selasa 19 Jan 2021 11:38 WIB

Kapal Sandar di Terminal Teluk Lamong Alami Kenaikan

Kenaikan dialami kapal petikemas maupun curah kering.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas memeriksa peti kemas sebelum dimuat di atas truk di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Petugas memeriksa peti kemas sebelum dimuat di atas truk di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anak usaha PT Pelindo III, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mencatat kenaikan jumlah kapal yang sandar sepanjang 2020. Direktur Operasi dan Teknik TTL, Warsilan menjelaskan, paja 2019 tercatat hanya 1.105 unit kapal yang sandar di pelabuhan dengan total berat 16.786.524 Gross Ton (GT). Sementara pada 2020 ada 1.178 unit kapal sandar dengan total berat 17.222.455 GT.

"Kenaikan dialami kapal petikemas maupun curah kering. Jumlahnya naik tujuh persen dibanding periode yang sama 2019," kata Warsilan melalui siaran tertulisnya, Selasa (19/1).

Baca Juga

Warsilan merinci, untuk trafik kapal peti kemas mengalami kenaikan sebesar tujuh persen, dari 1.029 unit (13.540.737 GT) menjadi 1.101 unit (13.941.759 GT). Kenaikkan didominasi kapal domestik yang meningkat 19 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada 2019 kedatangan kapal domestik hanya 753 unit (6.020.436 GT), sementara pada 2020 sebanyak 840 unit (7.176.668 GT). 

Kenaikan serupa juga tercatat di trafik kapal curah kering yang meningkat tipis, yakni satu persen dibanding tahun sebelumnya. Pada 2019 tercatat hanya 76 unit (3.245.787 GT) kapal curah kering yang sandar di pelabuhan. Sementara pada 2020 meningkat menjadi 77 unit kapal (3.280.696 GT). 

"Peningkatan jumlah kapal yang sandar ini menunjukkan kinerja TTL yang tetap prima di tengah pandemi," kata Warsilan.

Warsilan mengatakan, kenaikan jumlah kapal yang sandar juga menunjukkan stabilitas perekonomian nasional. Sebab, arus kapal di Terminal Teluk Lamong didominasi oleh kapal domestik. 

"Infrastruktur dan teknologi merupakan yang kami miliki adalah salah satu komponen penting dalam memajukan industri maritim sehingga Terminal Teluk Lamong sangat mumpuni untuk melayani kapal domestik dan internasional," kata dia.

Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, Faruq Hidayat mengaku telah mengambil beberapa kebijakan untuk mendongkrak bisnis kepelabuhanan di tengah kondisi pandemi Covid-19. "Pada sisi harga dan pembayaran, kami juga memberikan perpanjangan waktu pembayaran tagihan pelayanan jasa kapal dan menunda proses penyesuaian harga bongkar curah kering," kata Faruq.

Kebijakan terkait perpanjangan waktu penumpukan petikemas import juga diberlakukan. Pada petikemas empty waktu penumpukan didalam pelabuhan diperpanjang dari tiga hari menjadi tujuh hari. Sedangkan untuk petikemas bermuatan, waktu diperpanjang dari tiga hari menjadi lima hari. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement