Selasa 19 Jan 2021 13:01 WIB

Satgas Covid-19 DIY Ingatkan Potensi Penularan Keluarga

Satgas Covid-19 DIY menyebut penularan keluarga dan tempat kerja terus muncul.

Tenaga medis melakukan pengambilan sampel saat rapid tes antigen kepada wartawan di Pos Kesehatan Posko Dukungan Satgas Covid-19 DIY, Yogyakarta, Rabu (6/1). Sejumlah wartawan yang bertugas di Kepatihan Pemprov DIY harus menjalani rapid tes antigen menyusul adanya pegawai Humas Pemprov DIY yang terpapar Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga medis melakukan pengambilan sampel saat rapid tes antigen kepada wartawan di Pos Kesehatan Posko Dukungan Satgas Covid-19 DIY, Yogyakarta, Rabu (6/1). Sejumlah wartawan yang bertugas di Kepatihan Pemprov DIY harus menjalani rapid tes antigen menyusul adanya pegawai Humas Pemprov DIY yang terpapar Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta kembali mengingatkan potensi penularan kasus di keluarga dan kantor atau tempat kerja yang masih harus tetap diwaspadai karena kasus serupa terus muncul.

“Kami mendapat catatan adanya kasus penularan dalam satu kerabat yang bekerja di sebuah toko kelontong di Yogyakarta. Tentunya, kasus ini kembali menjadi sebuah pembelajaran bahwa potensi penularan dari keluarga dan kantor atau tempat kerja masih saja ada,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa.

Dalam satu kerabat tersebut, tercatat 39 anggota keluarga dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dari total 54 anggota keluarga yang tersebar di delapan rumah berbeda.

Penanganan kasus dilakukan di empat puskesmas yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. “Dari kasus tersebut, dua pasien dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

Meski demikian, lanjut Heroe, sebagian besar pasien terkonfirmasi positif sudah akan selesai menjalani proses isolasi pada Selasa (19/1), seluruhnya selesai isolasi pada Jumat (22/1).

“Penerapan protokol kesehatan di keluarga dan saat bekerja di luar rumah menjadi sangat penting dilakukan karena potensi penularan di keluarga juga sangat tinggi. Terkadang saat bertemu dengan keluarga justru mengabaikan protokol kesehatan,” katanya.

Heroe berharap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat serta pengetatan kegiatan masyarakat dapat menurunkan penularan Covid-19.

“Dalam delapan hari terakhir, jumlah temuan kasus Covid-19 di Yogyakarta menunjukkan kecenderungan turun. Mudah-mudahan akan terus turun dan tidak lagi terjadi fluktuasi temuan kasus,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement