REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan sejumlah kiat yang dinilai dapat mendongkrak pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia untuk tetap tumbuh meski ada pandemi Covid-19.
“Saingan kita bukan lagi domestik, bukan konvensional tapi produk syariah luar negeri, dari global dan regional,” katanya dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021 di Jakarta, Selasa (19/1).
Dengan demikian, lanjut dia, tolok ukur saat ini bukan dari dalam negeri lagi sehingga ekonomi dan keuangan syariah Indonesia harus memiliki pemain tangguh baik di dalam dan luar negeri. Untuk menjadi pemain tangguh, kata dia, aksesnya harus diperluas, infrastruktur permodalan dan sumber daya manusia (SDM) juga harus diperkuat.
Kemudian, harga produk juga harus kompetitif hingga teknologi yang menjadi tulang punggung dapat diandalkan. Selanjutnya, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia harus fokus kepada ritel dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Fokus bisnis ritel dan UMKM dilakukan karena banyak dibutuhkan masyarakat sekaligus mencermati pengalaman sebelumnya yakni perbankan syariah mengalami banyak masalah di kredit komersial.