REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif mengakui salah satu pembahasan yang saat ini sedang intens dilakukan mengenai Blok Rokan adalah pasokan listrik. Ia mengatakan saat ini persoalan transisi alih kelola ada persoalan pasokan listrik yang masih mengganjal.
Afirin mengatakan selama ini Chevron beroperasi di Blok Rokan memakai pasokan listrik dari pihaknya sendiri. Namun, persoalan pasokan listrik ini tidak masuk dalam diskusi alih kelola antara Pertamina dan Chevron.
"Memang salah satu hal yang pending adalah persoalan pasokan listrik dan powerplant disana. Ini perlu adanya nego. Chevron memakai konsultan mereka, JP Morgan untuk membahas ini dengan pemerintah," ujar Arifin di DPR RI, Selasa (19/1).
Arifin pun mendorong agar PLN bisa masuk dalam proyek blok Rokan ini. Meski memang Arifin tak menampik untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik dalam sistem pengeboran perlu ada penyesuaian kebutuhan teknis.
"Nah ini ada upaya PLN masuk, kita dorong PLN masuk. Ke depan memang harus ada penyesuaian karena ada beda frekuensi 50 ke 60 hertz. Ini masih dalam proses perhitungan," ujar Arifin.
Di sisi lain, Arifin mengklaim hingga kini pembahasan alih kelola Blok Rokan antara Chevron dan Pertamina masih berlangsung secara baik. Ia berharap pada tahun depan Pertamina bisa langsung masuk dan menjaga produksi Blok Rokan.