REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Setelah berbulan-bulan pengerjaan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya akhirnya meresmikan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) untuk melakukan pemeriksaan sampel uji usap (swab test) Covid-19, Selasa (19/1). Laboratorium itu disebut dapat memeriksa 98 sampel swab test dalam sekali bekerja.
Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, laboratorium itu akan sangat berguna untuk mempercepat pengujian sampel swab test. Sebab, selama ini sampel swab dari Kota Tasikmalaya mayoritas harus dikirim ke luar daerah untuk pengujiannya, sehingga memakan waktu berhari-hari untuk mengetahui hasilnya."Sekarang, hasilnya jadi bisa cepat keluar," kata dia usai meresmikan laboratorium yang berlokasi di Jalan Ir Juanda, Kecamatan Indihiang, Selasa (19/1).
Ia menyebutkan, alat untuk pemeriksaan sampel swab test itu merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, alat dari BNPB tersebut belum lengkap. Pemkot Tasikmalaya masih harus melengkapi alat itu untuk bisa digunakan.
Yusuf menyebutkan, Pemkot Tasikmalaya harus mengeluarkan anggaran sekira Rp 1,5 miliar untuk melengkapi alat itu agar bisa digunakan. Anggaran itu diambil dari belanja tak terduga (BTT)."Alhamdulillah selesai juga," ujar dia.
Ia mengakui, pembangunan laboratorium itu cukup lama. Hampir mencapai empat bulan. Sebab, awalnya bangunan itu akan dibuat secara darurat, tapi akhirnya dibuat permanen. "Kita cukup lama bangun ini, sampai empat bulan karena awalnya mau pakai triplek tapi dijadikan permanen," kata Yusuf.
Baca juga : Pasien Sudah Sembuh Tapi Hasil PCR Positif, Bagaimana Ya?
Menurut dia, adanya laboratorium tersebut membuat pengujian sampel swab test dapat dilakukan dengan cepat. Dalam sekali bekerja, lab bisa memakan waktu sekitar 4 jam. Alat itu pun bisa memeriksa sekira 90 sampel swab test.Yusuf mengingatkan, dinas kesehatan harus benar-benar merawat alat itu. "Nanti kita anggarkan juga untuk pemeliharaan," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, laboratorium itu akan digunakan untuk memeriksa sampel swab test dari kontak erat pasien positif Covid-19. Selain itu, prioritas untuk pemeriksaan adalah kelompok berisiko seperti tenaga kesehatan (nakes), TNI/Polri, dan awak media."Kita belum akan melakukan swab massal karena ada keterbatasan. Kita harus melakukan efisiensi," kata dia.