Selasa 19 Jan 2021 17:22 WIB

Banjir Cirebon Akibatkan 5.287 Hektare Sawah Terancam Puso

Jika dalam tujuh hari air masih menggenang maka ribuan hektare sawah terancam puso

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga berjalan menerobos banjir yang merendam Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Banjir akibat luapan sungai dan tingginya intensitas hujan di kawasan itu membuat ratusan rumah warga terendam banjir setinggi 50 sentimeter hingga satu meter.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Warga berjalan menerobos banjir yang merendam Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Banjir akibat luapan sungai dan tingginya intensitas hujan di kawasan itu membuat ratusan rumah warga terendam banjir setinggi 50 sentimeter hingga satu meter.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Banjir yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tidak hanya menggenangi permukiman warga. Banjir juga mengakibatkan 5.287 hektare areal persawahan yang ditanami padi terancam puso.

"Yang terendam banjir sampai saat ini mencapai 5.287 hektare areal persawahan," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Wasman di Cirebon, Selasa (19/1).

Baca Juga

Jika dalam tujuh hari air masih menggenangi areal persawahan tersebut, maka dipastikan tanaman padi yang baru ditanam kurang lebih satu bulan itu, akan mati atau puso. "Kalau genangan air lebih dari tujuh hari akan terjadi puso atau replanting," katanya.

Menurut Wasman, areal persawahan yang terendam banjir tersebut terletak di 11 kecamatan. Areal terluas yaitu tanaman padi yang berada di Kecamatan Kapetakan dengan luas 1.467 hektare.

Sampai saat ini, pihaknya masih mengamati kondisi di lapangan untuk mengetahui seberapa parah tanaman padi terendam. "Memang rata-rata baru satu hari dan kami berharap bisa segera surut agar bisa terselamatkan," ujarnya.

Sementara, dari 1 sampai 15 Januari 2021 Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mendata terdapat 833 hektare tanaman padi yang harus tanam ulang karena terendam banjir dan puso. "Yang puso sudah 833 hektare tanaman padi selama Januari 2021," jelas Wasman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement