Selasa 19 Jan 2021 20:15 WIB

Terowongan Masjid Istiqlal Dibangun, Ini Harapan Ketua MUI

Terowongan Masjid Istiqlal-Katedral mulai dibangun.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Terowongan Masjid Istiqlal Dibangun, Ini Harapan Ketua MUI. Foto: Pekerja menyelesaikan pembuatan jalur menuju terowongan yang rencananya akan menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Terowongan Masjid Istiqlal Dibangun, Ini Harapan Ketua MUI. Foto: Pekerja menyelesaikan pembuatan jalur menuju terowongan yang rencananya akan menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Noor Achmad berharap terowongan silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral menjadi simbol kerukunan di Tanah Air. Sebagaimana diketahui pembangunan terowongan silaturahim mulai dikerjakan.

"(Terowongan silaturahim) itu yang kita harapkan jadi simbol kerukunan di Indonesia," kata Kiai Noor saat dihubung Republika, Senin (18/1).

Baca Juga

Dengan dibangunnya terowongan silaturahim, ia berharap akan semakin saling pengertian antar agama dan menghadirkan kedamaian di Indonesia. Meski terowongan itu hanya menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, diharapkan kerukunan tidak hanya antara Islam dan katolik saja, tapi juga dengan seluruh agama yang ada karena terowongan itu simbol.

Ia berharap di masa yang akan datang jangan sampai ada konflik agama. Jangan sampai terjadi politisi untuk mengadu domba antar umat agama-agama dengan dalih agama.

"Itu harapan-harapan kita, tentu saja ini akan menjadi sebuah bentuk komunikasi yang baik antara agama satu dengan agama lain, dan menunjukan kehidupan beragama yang sangat baik di Indonesia," ujarnya.

Kiai Noor mengatakan, terowongan silaturahim tersebut menghubungkan kehidupan masyarakat agama satu dengan agama lain. Ia menegaskan, tidak dalam arti akan terjadi sinkretisme agama atau bercampur aduknya antara agama satu dengan yang lain.

"Tetapi (terowongan ini) menunjukan hubungan masyarakat agama satu dengan yang lain, hubungannya adalah hubungan kebangsaan," jelasnya.

Untuk memastikan kelancaran pembangunan terowongan silaturahim, pihak kepolisian mengalihkan arus lalu lintas di sekitar lokasi pengerjaan mulai Rabu (20/1).

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, penutupan jalan akan dimulai ketika pengerjaan utama terowongan itu berlangsung dari 20 Januari hingga 31 Maret 2021. Pihaknya pun telah mulai mengkaji skema pengalihan lalu lintas yang terbaik.

"Bila sudah sesuai (rute pengalihan arusnya), akan kami sosialisasikan," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement