Rabu 20 Jan 2021 00:47 WIB

Dirjen WHO Sindir Kesenjangan Distribusi Vaksin Covid-19

Dirjen WHO mendesak negara dan produsen mendistribusikan vaksin secara lebih adil

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang anggota tim vaksinasi di panti jompo memegang satu dosis vaksin Covid-19 di Berlin, Jerman, pada Minggu, 27 Desember 2020. Pengiriman pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer telah tiba di seluruh Uni Eropa. , pihak berwenang mulai memvaksinasi orang yang paling rentan dalam upaya terkoordinasi pada hari Minggu.
Foto: AP/Kay Nietfeld/DPA
Seorang anggota tim vaksinasi di panti jompo memegang satu dosis vaksin Covid-19 di Berlin, Jerman, pada Minggu, 27 Desember 2020. Pengiriman pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer telah tiba di seluruh Uni Eropa. , pihak berwenang mulai memvaksinasi orang yang paling rentan dalam upaya terkoordinasi pada hari Minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia berada di ambang kegagalan moral yang parah dalam berbagi vaksin Covid-19. Dia mendesak negara dan produsen mendistribusikan vaksin secara lebih adil ke seluruh dunia.

Ghebreyesus mengungkapkan prospek distribusi vaksin yang adil berada pada risiko serius. "Ini dapat menunda pengiriman Covax dan menciptakan skenario yang dirancang untuk dihindari Covax, dengan penimbunan, pasar yang kacau, respons yang tidak terkoordinasi, dan gangguan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan," katanya dalam pertemuan Dewan Eksekutif WHO pada Senin (18/1).

Baca Juga

Covax adalah program yang diinisiasi WHO. Misinya menyediakan 20 persen vaksin Covid-19 gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah. Ghebreyesus mengatakan pendekatan "saya pertama" dalam memperoleh vaksin membuat negara-negara miskin dan paling rentan risiko.

“Pada akhirnya tindakan ini hanya akan memperpanjang pandemi,” ujar Ghebreyesus seraya mendesak negara-negara untuk menghindari kesalahan serupa selama pandemi H1N1 dan HIV.

Ghebreyesus mengatakan lebih dari 39 juta dosis vaksin telah didistribusikan di 49 negara berpenghasilan tinggi. Sementara itu hanya 25 dosis telah diberikan di satu negara miskin. Seorang delegasi dari Burkina Faso, atas nama kelompok Afrika, menyatakan keprihatinan pada pertemuan Dewan Eksekutif WHO. Ia menyebut beberapa negara telah “menyedot” sebagian besar persediaan vaksin.

"WHO harus tetap relevan dan harus keluar dari krisis ini dengan kekuatan lebih dari sebelumnya," kata Wakil Ketua Dewan Eksekutif WHO Bjoern Kuemmel dari Jerman dalam komentarnya pekan lalu.

Pada Desember lalu, Ghebreyesus mengapresiasi pencapaian dalam pengembangan vaksin Covid-19. Namun dia menegaskan WHO akan tetap bekerja hingga semua negara yang membutuhkan memperoleh akses ke vaksin-vaksin terkait.

"Dalam beberapa pekan terakhir, peluncuran vaksin yang aman dan efektif telah dilaksanakan di sejumlah negara, yang merupakan pencapaian ilmiah yang luar biasa. Ini luar biasa tetapi WHO tidak akan berhenti sampai mereka yang membutuhkan, di mana saja, di semua negara memiliki akses ke vaksin baru dan terlindungi," kata Ghebreyesus pada 28 Desember lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement