Rabu 20 Jan 2021 10:48 WIB

Doa Donald Trump untuk Pemerintahan Joe Biden

Donald Trump merilis video pidato perpisahan pada Selasa (19/1).

 Gedung Putih terlihat dari halaman depan saat persiapan perdana berlangsung untuk pelantikan Presiden Joe Biden, di Washington, DC, AS, 16 Januari 2021. Keamanan bahkan lebih ketat mengingat kejadian baru-baru ini ketika massa pro-Trump MAGA menembus batas keamanan dan menembus US Capitol kembali pada 6 Januari.
Foto: EPA-EFE/Ken Cedeno
Gedung Putih terlihat dari halaman depan saat persiapan perdana berlangsung untuk pelantikan Presiden Joe Biden, di Washington, DC, AS, 16 Januari 2021. Keamanan bahkan lebih ketat mengingat kejadian baru-baru ini ketika massa pro-Trump MAGA menembus batas keamanan dan menembus US Capitol kembali pada 6 Januari.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Reuters, Lintas Satria

Presiden AS Donald Trump, dalam pidato perpisahan yang dirilis pada Selasa (19/1), berdoa untuk pemerintahan baru presiden terpilih, Joe Biden. Tetapi, ia tetap menolak untuk mengakui nama penggantinya dari Partai Demokrat.

Baca Juga

"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika," kata presiden Republik dalam pernyataan video tersebut.

"Kami menyampaikan harapan terbaik kami dan kami juga ingin mereka beruntung," ujar Trump, melanjutkan.

Trump telah menolak untuk menawarkan konsesi penuh kepada Biden yang memenangkan pemilihan umum pada 3 November 2020. Biden menang dengan raihan 306 suara elektoral dibandingkan dengan Trump yang mendapatkan suara 232.

"Bahaya terbesar yang kita hadapi adalah hilangnya kepercayaan pada diri kita sendiri, hilangnya kepercayaan pada kebesaran nasional kita," kata Trump. "Amerika bukanlah bangsa berjiwa pemalu yang perlu dilindungi dan dilindungi dari orang-orang yang tidak kita setujui."

Trump telah bersembunyi di Gedung Putih selama minggu-minggu terakhir masa jabatannya. Ia terguncang setelah kerusuhan oleh para pendukungnya di Capitol Hill pada awal Januari yang menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol.

"Semua warga Amerika takut dengan serangan di Capitol. Kekerasan politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kami hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi," katanya.

Dalam pidato yang direkam itu, Trump berusaha menyoroti aspek kepresidenannya yang dia banggakan. Salah satunya adalah kesepakatan perdamaian Timur Tengah yang ditengahi oleh pemerintahannya dan memuji agenda kebijakan luar negerinya.

"Kami merevitalisasi aliansi kami dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan China tidak seperti sebelumnya," katanya.

Trump mengaku, pergi dari Gedung Putih dengan hati yang setia dan gembira serta semangat optimistis. Ia pun yakin bahwa yang terbaik masih akan datang untuk AS.

"Sekarang, saat saya bersiap untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada Rabu siang, saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami mulai baru saja dimulai," kata Trump.

In Picture: Pengamanan Menjelang Pelantikan Joe Biden di Capitol Hill

photo
Pengawal Nasional berjalan menuju Capitol karena keamanan diperkuat menjelang upacara pelantikan Presiden terpilih Joe Biden Senin, 18 Januari 2021, di Washington. - (AP/John Minchillo)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement