Rabu 20 Jan 2021 11:25 WIB

Merger Perindo-Perinus dalam Proses Perubahan Perseroan

Menteri BUMN Erick Thohir meminta segera dilakukan integrasi BUMN Perikanan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Logo Perum Perindo
Foto: Perum Perindo
Logo Perum Perindo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perikanan Indonesia (Perindo) menyampaikan kesiapannya dalam proses merger dengan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus. Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan penggabungan Perum Perindo dengan Perinus merupakan arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir pada Desember lalu.

"Perindo diarahkan merger dengan bergabungnya Perinus ke dalam Perindo untuk memguatkan BUMN perikanan dan menguatkan Perindo sebagai bagian dari bumn klaster pangan," ujar Fatah saat ulang tahun Perindo ke-31 yang digelar secara virtual pada Rabu (20/1).

Baca Juga

Fatah menyampaikan upaya penggabungan dua BUMN tersebut masih dalam proses perubahan hukum perseroan dari Perum menjadi Persero Terbatas (PT). Fatah melanjutkan, Menteri Erick juga meminta Perindo meningkatkan digitalisasi dan otomatisasi bisnis. 

"Perindo akan memperbaiki semua digitalisasi di perusahaan. Kita optimistis Perindo dapat terus mendukung perekonomian dengan menjalankan lini usaha seperti budi daya, kepelabuhanan, dan perdagangan," ucap Fatah.

Fatah menyampaikan perubahan status tersebut akan menambah fokus perusahaan yang sebelumnya hanya menyasar pada pelayanan nelayan yang mencakup kesejahteraan orang banyak, kini dapat juga memupuk keuntungan sebanyak-banyaknya.

"Merger PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo dan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus segera dilakukan sebagai BUMN Klaster Pangan bidang Perikanan. Kami berperan untuk pemenuhan kebutuhan pangan berbahan ikan di seluruh Indonesia," ungkap Fatah.

Menurutnya, merger juga dilakukan sebagai langkah antisipatif menghilangkan benturan di pasar lantaran Perindo dan Perinus memiliki kesamaan di pangsa pasar, bidang usaha dan sumberdaya perusahaan. Padahal dua BUMN Perikanan seharusnya kompak bekerja bersama alih-alih menjadi pesaing satu sama lain.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement