REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomitmen terus menjaga keseimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tetap mampu menjadi instrumen pemulihan di tengah tekanan pandemi Covid-19. Keseimbangan diperlukan karena memiliki tugas besar dalam hadapi krisis.
“Kita perlu terus menjaga keseimbangan dan mengelola APBN yang sedang menghadapi tekanan,” katanya dalam Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (20/1).
Sri Mulyani menyatakan, keseimbangan APBN diperlukan karena memiliki dua tugas besar dalam menghadapi krisis ini yaitu pertama adalah harus mampu dimanfaatkan untuk menangani bidang kesehatan. Hal ini berkaitan dengan permasalahan di bidang kesehatan yang belum selesai mengingat kasus Covid-19 di Indonesia justru terus meningkat yaitu per Rabu (20/1) mencapai 917 ribu dengan penambahan hampir 10 ribu setiap harinya.
Tugas kedua dari APBN adalah harus mampu mendukung masyarakat yang sedang menghadapi tekanan akibat pandemi ini yakni diimplementasikan melalui berbagai bantuan sosial sekaligus mendukung dunia usaha melalui berbagai insentif.
“APBN melalui berbagai bantuan sosial dan sekaligus untuk mendukung dunia usaha agar mereka segera pulih,” ujarnya.
Ia menegaskan, selama ini APBN telah bekerja sangat keras untuk bisa mengurangi beban akibat pandemi yang tercermin dari realisasi belanja pada 2020 mencapai Rp 2.589,9 triliun atau tumbuh 12,2 persen (yoy).