REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Salusra Wijaya mengakui, tidak mudah terutama dari sisi keuangan, harus kehilangan alokasi anggaran kewajiban layanan publik (PSO) dari pemerintah atau Kementerian Perhubungan apabila anak usahanya PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) diakuisisi PT MRT Jakarta (Perseroda).
“Pelaksanaan strategis ini akan sangat sulit. Ini belum terjadi saja, ada beberapa hal dari sisi keuangan kita harus rencanakan dan pikirkan. Kalau ini terjadi, PSO akan hilang dari KAI, ini berat buat kami,” kata Salusra dalam diskusi virtual Serikat Pekerja Kereta Api yang bertajuk Integrasi atau Akuisisi di Jakarta, Rabu (20/1).
Selain itu, dia menambahkan biaya tetap (fixed cost) untuk perawatan serta pemeliharaan sarana dan prasarana KA cukup tinggi. “Fixed cost kami sangat tinggi dalam memelihara sarana prasarana. Cash flow (arus kas) KAI akan sangat terganggu,” katanya.
Pasalnya, alokasi terbesar dari PSO kereta api adalah untuk kereta api perkotaan atau kereta commuter. “PSO tidak bisa diberikan begitu saja ke perusahaan swasta bukan BUMN dan BUMD. Bahkan, prosentase kepemilikan KAI sendiri tidak mayoritas, kita sangat berhati-hati sekali. Saya harus menjaga transaksi ini proper, legal, (sesuai hukum) dan tidak merugikan KAI. KAI sendiri diamanahkan memberikan pelayanan terbaik bukan hanya di Jabodetabek, jangan sampai transaksi ini justru melemahkan KAI,” ujarnya.