Rabu 20 Jan 2021 14:28 WIB

Pertamina Sosialisasi Proyek Pelabuhan Minyak di Sorong

Latar belakang pembangunan pelabuhan minyak karena menurunnya produksi Petrogas Basin

Pertamina
Foto: borneomagazine.com
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim dan tim manajemen PT Hutamakarya melakukan sosialisasi pembangunan jetty III pelabuhan khusus minyak atau proyek EPC Open Acces bagi Pemerintah Kota Sorong.

General Manager PT Pertamina Kilang Internasional RU VII Kasim, Yulianto Triwibowo, di Sorong, Rabu (20/1), mengatakan sebelum dimulainya pembangunan proyek, pihaknya melakukan sosialisasi kepada stakeholder utama di daerah tersebut.

Baca Juga

Dia mengatakan, latar belakang pembangunan open access ini dikarenakan menurunnya produksi Crude Oil atau minyak mentah yang di hasilkan oleh Petrogas Basin Ltd sehingga menurunkan kapasitas pengolahan kilang RU VII yang secara desain mampu mengolah 10 ribu barrel per stream day (BPSD) namun sekarang hanya mampu berproduksi 6.000 BPSD saja.

Penurunan produksi hingga kapasitas minimal pengolahan kilang (turn down capacity) menurunkan margin kilang sehingga tidak ekonomis. Hal inilah yang melandasi RU VII melaksanakan proyek ini yaitu untuk mempertahankan stabilitas supply dan stock crude oil sehinga supply BBM dari kilang RU VII ke wilayah Maluku dan Papua bisa tetap terjaga.

Menurut dia, konsep dari proyek pembangunan open access RU VII Kasim ini adalah membuka pintu masuk crude oil dari luar daerah untuk diolah di kilang RU VII baik crude dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Sehingga perlu dibangun beberapa fasilitas di RU VII seperti pembangunan jetty dengan kapasitas 50 ribu DWT sehinga kapal dengan kapasitas 200 ribu-250 ribu barrel crude oil dapat bersandar di jetty tersebut.

Selain itu, kata dia, dibangun pula empat buah tangki berkapasitas masing-masing 110 ribu Barrel dengan total 440 ribu barrel sehinga ketahan crude oil kilang RU VII adalah sebesar 40 hari. Setelah pembangunan jetty dan tangki crude oil tersebut, Pertamina memiliki rencana jangka panjang pengembangan kilang RU VII dari kapasitas awal 10 ribu BPSD dan harapannya dapat dikembangkan hingga 50 ribu BPSD sehinga kilang RU VII bisa menjadi barometer pembangunan energi untuk wilayah Indonesia timur.

Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau yang memberikan keterangan terpisah, memberikan dukungan dan apresiasi atas proyek tersebut dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan ekonomi di kota Sorong, kabupaten Sorong maupun Papua Barat pada umumnya. "Terima kasih kepada Pertamina RU VII Kasim yang selama pandemi Covid-19 memberikan bantuan bagi pemerintah dan pemangku di kota Sorong," tambah dia.

Manager ComRel dan CSR PT Kilang Pertamina Internasional, Dodi Yapsenang pada kesempatan yang sama mengatakan beberapa kegiatan program CSR Pertamina RU VII Kasim telah dilakukan guna memajukan masyarakat di kota Sorong. "Seperti bantuan bencana alam dan program kemitraan bantuan modal usaha murah bagi UMKM yang berada di wilayah Kota Sorong untuk kemajuan ekonomi," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement