Rabu 20 Jan 2021 15:41 WIB

AS Belum Putuskan Gabung Lagi Kesepakatan Nuklir Iran

Trump meninggalkan kesepakatan nuklir pada 2018

Red: Nur Aini
Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran.  Pemerintah Iran berencana untuk memperkaya uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo secepat mungkin.
Foto: EPA
Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran. Pemerintah Iran berencana untuk memperkaya uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo secepat mungkin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat belum memutuskan tentang apakah akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran yang ditinggalkan oleh Presiden AS Donald Trump. Hal itu dikatakan dua calon keamanan nasional utama Presiden Terpilih Joe Biden pada Selasa (19/1).

Biden, yang menjabat pada Rabu (20/1), mengatakan bahwa jika Teheran melanjutkan kepatuhan ketat dengan perjanjian 2015, di mana Iran menahan program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi, Washington juga akan melakukannya.

Baca Juga

"Kami masih jauh dari sana," Antony Blinken, pilihan Biden untuk menteri luar negeri, mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

Ia mengatakan presiden terpilih dari Partai Demokrat perlu melihat apa yang sebenarnya dilakukan Iran untuk melanjutkan mematuhi pakta tersebut.

"Kami kemudian harus mengevaluasi apakah mereka benar-benar membuat kebaikan. Jika mereka kembali untuk mematuhi kewajiban mereka, kemudian kami akan kembali ke kesepakatan," ujarnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement